Harga Minyak Brent & WTI Beda Arah, Ini Penyebabnya

Pada perdagangan pagi ini Selasa (25/8/2020), harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif diperdagangkan bergerak tak seirama. Brent menguat sementara untuk acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) justru terkoreksi.

Pada 09.28 minyak berjangka Brent naik 0,2% ke US$ 45,21/barel dan lightsweet (WTI) turun 0,14% ke US$ 42,56/barel. Harga kedua minyak acuan ini pada perdagangan kemarin ditutup menguat ke level US$ 45,13/barel untuk Brent dan US$ 42,62/barel untuk WTI.

“Kenaikan jumlah rig AS dan data beragam tentang infeksi Covid-19 memiliki efek negatif tertahan pada minyak minggu ini, sebagian berkat kemungkinan gangguan dari dua badai terpisah yang bergerak ke wilayah Pantai Teluk AS,” kata Stephen Innes, kepala ahli strategi pasar global di AxiCorp, melansir Reuters.

Perusahaan energi AS dikabarkan mulai memangkas produksi di kilang minyak Pantai Teluk Negeri Paman Sam pada hari Senin setelah menutup 82% dari produksi minyak mentah lepas pantai di daerah tersebut.

Hal ini dilakukan karena ada serangan badai yang jarang terjadi di wilayah minyak utama AS dan berpotensi akan menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang selama berhari-hari minggu ini.

Produsen telah menutup lebih dari 1,5 juta barel per hari (bpd) produksi minyak lepas pantai Pantai Teluk atau hampir setara dengan 14% dari total output negara.

Seorang ahli penyakit menular AS memperingatkan pada hari Senin bahwa mengeluarkan vaksin secara terburu-buru dapat merusak uji coba kandidat lain yang menjanjikan, menyusul kabar regulator AS yang mengizinkan penggunaan plasma darah dari pasien Covid-19 yang pulih sebagai opsi pengobatan.

Pada saat yang sama, Eropa juga mengalami peningkatan kasus virus corona. Sementara itu, Reuters mengabarkan ada kasus infeksi kembali Covid-19 pada seorang pria di Hong Kong yang kembali terinfeksi empat bulan setelah pertama kali terinfeksi.

Di tempat lain, China mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya setuju dengan Amerika Serikat untuk terus mendorong implementasi kesepakatan perdagangan Fase 1 bilateral yang dicapai awal tahun ini.

Sentimen sedang campur aduk untuk pasar minyak saat ini. Kenaikan kasus infeksi Covid-19 membuat pasar khawatir dan prospek pemulihan permintaan semakin tidak jelas, sementara itu AS-China yang membawa angin segar cenderung memberikan sentimen positif untuk harga minyak.

Beralih ke sisi suplai, sebenarnya harga minyak mentah cenderung stabil memasuki bulan Juli. Hal ini dipicu oleh adanya upaya pemangkasan pasokan oleh negara-negara eksportir minyak dan koleganya (OPEC+).

Dalam Declaration of Cooperation (DoC) sepakat untuk memotong produksi minyak global sebesar hampir 10% atau setara dengan 9,7 juta barel per hari (bpd). Seiring berjalannya waktu, kebangkitan perekonomian China serta membaiknya mobilitas publik global juga menjadi pendorong harga minyak.

Namun memasuki bulan Agustus, OPEC+ tak lagi memangkas produksinya secara besar-besaran di angka 9,7 juta bpd. OPEC+ akan tetap mengikuti kesepakatan awal dengan volume pemangkasan di angka 7,7 juta bpd.

Organisasi tersebut kini akan berfokus untuk mendorong negara-negara yang kurang memiliki komitmen kuat terhadap kesepakatan untuk mengkompensasi ketidakpatuhannya tersebut. Sehingga jika Nigeria, Iraq dan koleganya menepati kesepakatan maka penambahan pasokan di pasar tak akan sebanyak yang diperkirakan.

Dalam laporan terbarunya di bulan Agustus, OPEC memperkirakan permintaan terhadap minyak mentah untuk tahun 2020 akan turun 9,1 juta bpd ke 90,6 juta bpd. Permintaan diramal bakal bertambah 7 juta bpd menjadi 97,6 juta bpd tahun depan.

Namun jika kasus baru infeksi Covid-19 terus merebak, OPEC memperkirakan penurunan permintaan minyak bisa mencapai 11,2 juta bpd. Ke depan harga minyak akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sentimen terhadap vaksin, rilis data ekonomi hingga dinamika supply and demand.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *