Risiko Resesi RI Meningkat, Kurs Dolar Australia Melesat 0,9%

Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (17/7/2020) pagi, memperkuat posisinya di level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir. Rupiah mengalami tekanan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta kembali diperpanjang.

Pada pukul 10:43 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.238,89, dolar Australia menguat 0,9% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Selasa lalu, mata uang Negeri Kanguru ini sempat menyentuh level 10.256,43/AU$ yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2019.

Kemarin, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kemarin memperpanjang PSBB transisi selama 14 hari, akibat penyebaran kasus penyakit virus corona yang masih cukup tinggi. PSSB transisi yang terus diperpanjang tersebut berisiko membuat pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lebih lambat dan lama.

Di hari yang sama dengan pengumuman perpanjangan PSBB transisi tersebut, Bank Dunia merilis laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020. Laporan itu diberi judul The Long Road to Recovery atau jalan jalan menuju pemulihan.

Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat) itu memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%. Namun Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.

“Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya,” tulis laporan Bank Dunia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sebelumnya memperkirakan ekonomi April-Juni akan terkontraksi dalam kisaran -3,5% hingga -5,1%.

Sementara PDB kuartal III-2020 diramal di kisaran -1% sampai 1,2%. Itu artinya memang ada risiko Indonesia mengalami resesi di kuartal III-2020 nanti.

Juli merupakan awal kuartal III-2020, jika PSBB transisi terus berlanjut, artinya masih belum semua sektor ekonomi yang dibuka, maka ada risiko pertumbuhan ekonomi minus. Maklum saja, DKI Jakarta berkontribusi sebesar 29% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional di tahun 2019.

Sehingga jika PDB minus lagi di kuartal III-2020, maka Indonesia akan resmi mengalami resesi, mengingat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 diproyeksikan mengalami kontraksi.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Culture Trip

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *