Harga Minyak Terangkat Inflasi Venezuela dan Pasokan di AS

Harga minyak mentah dunia kembali menanjak pada perdagangan Rabu (26/7), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan dipicu oleh merosotnya persediaan minyak mentah AS ke level terendah sejak Februari 2015 yang mampu mengurangi kekhawatiran terhadap potensi kelebihan pasokan.

Dilansir dari Reuters, Kamis (26/7), harga minyak mentah berjangka Brent naik US$0,49 atau 0,67 persen menjadi US$73,93 per barel.

Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intemerdiate (WT) sebesar US$0,78 atau 1,14 persen menjadi US$69,3 per barel.

Berdasarkan data Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA), stok minyak mentah AS turun 6,1 juta barel menjadi 404,9 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Juli lalu, terendah sejak Februari 2015. Sebelumya, analis memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel.

Kemudian, persediaan minyak mentah di hub pengiriman Cushing, Oklahoma, merosot 1,1 juta barel, terendah sejak November 2014.

Selanjutnya, stok bensin juga merosot sebesar 2,3 juta barel, lebih besar dibandingkan perkiraan analis berdasarkan jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan stok bensin sebesar 713 ribu barel. Sementara itu, stok bensin Midwest AS merosot ke level musiman terendah sejak 2015.

“Permintaan produk yang lebih kuat memberikan laporan yang suportif, mendorong penggunaan stok bensin yang wajar,” ujar Direktur Riset Komoditas ClipperData Matt Smith.

Kendati demikian, kenaikan harga dibatasi oleh data yang menyatakan sebagian besar penggunaan pasokan terjadi di kawasan West Cost yang dikenal dengan PADD 5. Penurunan persediaan minyak pada kawasan tersebut merupakan yang terbanyak sejak Desember 2011.

Menurut Analis Again Capital Management John Killduf, pasar biasanya memberikan diskon terhadap penggunaan stok yang besar jika terkonsentrasi di West Cost karena terbatasnya konektitas dari West Cost ke wilayah lain.

Hal itu membuat kondisi penurunan stok di West Cost bukan sesuatu yang kritis untuk kondisi persediaan stok secara keseluruhan.

Broker OANDA Stephen Innes mengungkapkan harga minyak dunia juga ditopang oleh laporan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang meroketnya inflasi di Venezuela yang mengindikasikan terbatasnya kemampuan Venezuela untuk mendongkrak produksi minyak.

“Produksi minyak Venezuela telah merosot ke level terendah baru sejak 30 tahun lalu menjadi 1,5 juta barel per hari pada Juni,” ujar Innes.

Harga minyak telah mendapatkan tekanan bulan ini seiring eskalasi sengketa dagang antara AS dan China, dan juga negara besar lainnya. Sengketa dagang tersebut kemungkinan bakal menahan laju pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan energi.

Laporan terkait rencana China mengerek belanja infrastruktur telah mengurangi kekhawatiran bahwa tensi dagang AS-China bakal mengurangi permintaan China terhadap minyak.

 

 

 

Sumber Berita : cnnindonesia.com
Sumber foto : Warta Ekonomi

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *