Utang jadi Perhatian, Moody’s: Prospek Uni Eropa Negatif

Lembaga pemeringkat Moody’s telah mengeluarkan prospek tahunan “negatif” untuk kelayakan surat utang (sovereign creditworthiness) di kawasan euro untuk tahun 2020. Peringkat blok itu diturunkan dari yang sebelumnya “stabil” pada tahun lalu.

Dalam laporan yang diterbitkan Selasa (14/1/2020), Moody’s menyebut alasannya menurunkan peringkat di zona euro adalah akibat memburuknya lingkungan global. Lembaga itu juga mengatakan bahwa ekonomi kawasan euro rentan terhadap meningkatnya proteksionisme dan risiko geopolitik, sementara itu kemampuan mereka untuk menangani guncangan ekonomi juga terhambat.

CNBC International menyebut, meski laporan tahunan itu adalah pembaruan untuk pasar dan bukan tindakan pemeringkatan formal, namun di dalamnya menyoroti sejumlah faktor yang meningkatkan risiko berinvestasi dalam utang ekonomi kawasan euro pada tahun 2020.

Salah satunya, Moody’s menyebut, fragmentasi politik di banyak negara menghambat reformasi dan kemungkinan akan memperlambat respons kebijakan terhadap guncangan domestik atau eksternal. Itu karena pemerintah koalisi minoritas dan multipihak menjadi norma baru dan perbedaan politik yang meningkat di tingkat Uni Eropa.

“Pandangan negatif kami untuk kawasan euro mencerminkan buffer terbatas sebagian besar negara anggota untuk bereaksi terhadap lingkungan eksternal yang memburuk,” kata Kathrin Muehlbronner, wakil presiden senior Moody’s dan salah satu penulis laporan itu.

“Lingkungan global yang memburuk akan membebani pertumbuhan ekonomi terbuka negara-negara anggota pada tahun 2020, meskipun permintaan domestik yang kuat, kebijakan moneter yang longgar dan beberapa pelonggaran fiskal akan mengurangi dampak.”

Masih tingginya rasio utang publik juga diproyeksikan membatasi ruang fiskal pemerintah untuk bermanuver jika terjadi perlambatan tajam, di mana kebijakan moneter “hampir kehabisan efektivitasnya,” kata laporan itu.

“Banyak negara di kawasan euro – khususnya Belgia, Siprus, Perancis, Yunani, Italia, Portugal, dan Spanyol – memiliki rasio utang sekitar 100% dari PDB (atau lebih tinggi dalam beberapa kasus), yang belum pernah terjadi sebelumnya selama beberapa dekade terakhir dan secara signifikan membatasi kemampuan mereka untuk menggunakan kebijakan fiskal untuk menopang perlambatan tajam dalam pertumbuhan,” kata laporan Moody.

“Rasio utang di Prancis dan Italia terus meningkat dari tingkat tinggi tahun lalu, masing-masing mencapai sekitar 99% dan 135% dari PDB.”

Perdagangan global yang lemah juga diperkirakan akan terus menghambat ekspor dan pertumbuhan, sementara kelemahan industri Jerman akan meluas ke seluruh wilayah euro. Moody’s memproyeksikan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) adalah 1,2% untuk kawasan euro pada 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 1,1% pada 2019.

Pada bulan September, Bank Sentral Eropa telah merilis paket stimulus besar-besaran, termasuk program pelonggaran kuantitatif yang substansial dan tidak terbatas dan memperdalam pemotongan suku bunga simpanan utamanya. Langkah ini ditujukan untuk merangsang ekonomi zona euro.

Imbal hasil (yield) obligasi benchmark Jerman tenor 10-tahun turun menjadi 0,2070% pada Selasa pagi (14/1/2020), sementara yield obligasi di Inggris, Italia dan Prancis juga sedikit lebih rendah.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *