Euro Melesat Naik ke Level Tertinggi Sepekan

Nilai tukar euro menguat cukup signifikan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pertama Desember, Senin (2/12/19) kemarin. Berkat kenaikan tersebut, euro langsung mencapai level tertinggi satu pekan.

Mata uang 19 negara ini mencatat penguat 0,58% ke US$ 1,1077, menjadi kenaikan terbesar sejak 17 September. Sementara pagi ini pukul 10:14 WIB, euro terkoreksi tipis 0,05% menjadi US$ 1,1072.

Testimoni Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde di hadapan Parlemen Eropa menjadi pemicu penguatan euro. Lagarde mengatakan akan mengkaji ulang kebijakan ECB dalam waktu dekat. Mantan Direktur Pelaksana Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) juga menyatakan keputusan yang diambil ECB pada bulan September lalu menunjukkan potensi adanya efek samping kebijakan moneter.

Pada September, ECB yang masih dipimpin Mario Draghi memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.

Selain memangkas suku bunga, ECB juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir 2018. Program pembelian aset kali ini dimulai pada 1 November lalu dengan nilai 20 miliar euro per bulan. Quantitative easing kali ini tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.

Testimoni Lagarde memberikan kemungkinan stimulus moneter akan dihentikan lebih cepat, atau setidaknya akan memberikan gambaran kapan QE akan dihentikan. Dampaknya euro melesat naik.

Selain itu IHS Markit pada Senin kemarin juga menyatakan kemerosotan manufaktur zona euro mungkin sudah berakhir. Intitusi yang merilis data manufaktur dan jasa berdasarkan Purchasing Managers’ Index (PMI) tiap bulan ini mengatakan sudah ada sinyal sektor manufaktur akan bangkit.

“Meski masih menunjukkan tanda-tanda penurunan, PMI manufaktur tetap memberikan beberapa sinyal menggembirakan yang memicu spekulasi hal terburuk sudah berakhir bagi produsen di zona euro” kata Chris Williomson, kepala ekonomi bisnis IHS Makit, sebagaimana dilansir Reuters.

Sinyal menggembirakan yang dimaksud antara lain, tingkat pesanan dan pembelian bahan mentah yang laju penurunannya sudah melambat, serta tingkat optimisme yang mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari enam tahun terakhir.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Merdeka.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *