Dolar AS Melemah di Antara Putusan The Fed dan Perang Dagang

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (31/10/2019), setelah Federal Reserve memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, melemah 0,320 poin atau 0,33 persen ke level 97,326 pada pukul 08.34 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (30/10), indeks dolar AS ditutup di posisi 97,646 dengan turun tipis 0,044 poin atau 0,05 persen, penurunan hari ketiga berturut-turut.

Seperti yang telah diantisipasi, bank sentral AS tersebut memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Kamis (31/10) dini hari WIB.

Dalam menurunkan suku bunga ke kisaran target antara 1,50 persen dan 1,75 persen, The Fed juga mengisyaratkan jeda pemotongan lebih lanjut kecuali jika prospek ekonomi berubah.

“Kami percaya kebijakan moneter ada di tempat yang baik,” kata Gubernur The Fed Jerome Powell pada konferensi pers menyusul keputusan tersebut.

“Kami melihat sikap kebijakan saat ini sepertinya akan tetap sesuai selama informasi yang masuk tentang ekonomi masih konsisten dengan pandangan kami,” lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

Namun, kurangnya sinyal yang eksplisit dari The Fed terkait dengan jeda langkah pelonggaran untuk saat ini, dianggap kurang hawkish dari yang diperkirakan sehingga menyebabkan penurunan dolar AS.

“Pernyataan yang baru itu mencoba untuk menjaga opsi mereka terbuka dan menempatkan mereka kembali ke mode yang bergantung pada data ekonomi,” ujar Tim Foster, manajer portofolio di Fidelity International.

“Tapi ini juga dapat berarti bahwa mereka memiliki lebih sedikit pilihan daripada yang mereka pikirkan,” tambahnya, seperti dilansir dari Reuters.

Pelemahan dolar AS juga dipengaruhi oleh kabar bahwa Chile telah menarik diri sebagai tuan rumah KTT perdagangan APEC pada bulan November mendatang.

Padahal, agenda tersebut diperkirakan bakal dimanfaatkan oleh pemerintah AS dan China untuk mengambil langkah-langkah besar mengakhiri perang dagang antara kedua negara.

Optimisme bahwa AS dan China akan segera menyetujui kesepakatan parsial telah meningkatkan sentimen untuk aset berisiko sebelumnya. Pembatalan itu dilakukan akibat maraknya aksi protes, menurut Presiden Chili Sebastian Pinera seperti dikutip CNBC.

Keputusan Chile untuk membatalkan KTT memunculkan pertanyaan tentang kapan para pemimpin AS dan China akan bertemu untuk menandatangani kesepakatan perdagangan yang sangat dibutuhkan.

 

 

 

 

Sumber : bisnis.com
Gambar : bisnis.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *