Awas, The Fed Galau, Sinyal Resesi Kuat Lagi

Kurva imbal hasil kembali inversi pada Kamis waktu AS. Imbal hasil pada obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun diperdagangkan di bawah catatan tenor 2 tahun. Ini dipercaya sebagai indikator resesi yang ketiga kalinya sejak Rabu lalu.

Pergerakan itu terjadi setelah Presiden Federal Reserve Kansas City Esther George dan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan kepada CNBC Internasional, bahwa setelah pemangkasan seperempat basis poin bank sentral Juli lalu, mereka tidak melihat akan ada pemangkasan suku bunga tambahan.

Pada pukul 4:05 waktu setempat, kurva terinversi terhadap yield obligasi Treasury AS tenor 2 tahun di 1,614%, di atas obligasi Treasury AS 10 tahun yang berada di level 1,611%. Inversi semacam itu dipandang oleh banyak pedagang pendapatan tetap, sebagai tanda resesi di masa depan.

Bagian dari kurva imbal hasil AS telah terinversi selama beberapa bulan terakhir, tetapi para ekonom menganggap penyebaran negatif antara tenor 2 tahun dan 10 tahun kali ini, lebih memprihatinkan. Itu karena inversi menjadi sinyal setiap resesi selama hampir 50 tahun terakhir.

Pergerakan terbaru di pasar obligasi AS terjadi di tengah komentar dari pejabat The Fed di Simposium Jackson Hole, Wyoming, tempat para pejabat bank sentral berkumpul untuk membahas tantangan kebijakan moneter dalam pertemuan selama dua hari.

“Dengan tingkat pengangguran yang sangat rendah ini, kenaikan upah, tingkat inflasi tetap dekat dengan target Fed, saya pikir kami berada di tempat yang baik terhadap mandat yang kami minta untuk dapat tercapai,” kata Esther George, seperti dilansir CNBC Indonesia dari CNBC Internasional, Jumat (23/08/2019).

Komite Pasar Terbuka Federal, pembuat kebijakan The Fed, memangkas suku bunga pada 31 Juli berkat “perkembangan global”, dan apa yang dinilai sebagai “inflasi yang diredam.” Esther George, bagaimanapun, adalah salah satu dari dua pembuat kebijakan pemilih yang mengadvokasi agar suku bunga tidak berubah.

Komentar-komentar itu (yang dibuat dari simposium tahunan The Fed) memperburuk kekhawatiran Wall Street. Meskipun investor tetap yakin bank sentral akan memangkas lagi pada September.

George juga mengatakan, bahwa neraca bank sentral yang sangat besar (jumlah total surat berharga yang didukung hipotek dan surat berharga yang dibeli selama Resesi Hebat untuk memperkuat ekonomi Amerika) dapat bertanggung jawab atas inversi kurva hasil.

“Saya pikir The Fed masih memiliki neraca yang besar, dan itu bisa memberikan tekanan ke bawah pada suku bunga jangka panjang,” tambahnya. “Kita semua tahu apa sejarah dari inversi kurva hasil, dan kekhawatiran bahwa mereka menandakan datangnya resesi. Tetapi dalam konteks ekonomi global yang melemah, saya pikir itu bisa menjelaskan sebagian,”.

Pertemuan tahunan The Fed yang diawasi ketat, dilaksanakan tak lama setelah bank sentral menerbitkan risalah dari pertemuan terakhirnya pada Rabu.

Sebelumnya catatan pertemuan Juli lalu, menunjukkan, pejabat The Fed yang memilih untuk menurunkan suku bunga, setuju bahwa langkah itu tidak boleh dilihat sebagai indikasi, bahwa ada “program yang telah ditetapkan” untuk pemotongan di masa depan. Menyebutkan inversi kurva hasil, bagaimanapun, langka.

“Beberapa peserta menyatakan kekhawatiran bahwa inversi kurva yield Treasury, sebagaimana dibuktikan oleh yield 10 tahun yang jatuh telah bertahan selama sekitar dua bulan. Fenomena ini dapat menunjukkan bahwa para pelaku pasar mengantisipasi kondisi ekonomi yang lebih lemah di masa depan, dan bahwa Federal Reserve perlu menurunkan tingkat dana federal secara substansial sebagai tanggapan,” kata ekonom dari sebuah lembaga keuangan AS, Tim Moore.

Sementara itu, data terbaru menunjukan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. “Perusahaan manufaktur terus merasakan dampak dari melambatnya kondisi ekonomi global. Data survei Agustus memberikan sinyal yang jelas bahwa pertumbuhan ekonomi terus melunak pada kuartal ketiga,” ujarnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : The New York Times

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,T
witter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *