Musim Natal Jadi Alasan Trump Tunda Serangan Dagang ke China

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menunda serangan dagang ke China. Penundaan disampaikan langsung oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Selasa (13/8).

Dalam pernyataan, mereka memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif 10 persen atas 25 lini produk impor asal China. Barang impor tersebut antara lain, elektronik asal China, seperti telepon seluler, laptop, monitor komputer, konsol permainan video.

Selain itu, penundaan pemberlakuan tarif juga dilakukan atas impor furnitur bayi, popok, pakaian pria, ikan beku, pemegang cerutu, gula, pestisida, perlengkapan tidur, perlengkapan sekolah, kursi mobil, kontainer pengiriman, alkitab dan literatur agama lainnya.

Selain itu, USTR mengatakan, “Produk-produk tertentu dikeluarkan dari daftar tarif berdasarkan kesehatan, keselamatan, keamanan nasional dan faktor-faktor lain dan tidak akan menghadapi tarif tambahan 10 persen.”

Sementara itu, Trump mengatakan kebijakan penundaan pengenaan tarif dilakukan demi melindungi konsumen di negaranya terutama menjelang musim Natal dan liburan tahun baru 2020. Atas dasar itulah, penundaan pemberlakuan tarif impor 10 persen atas produk asal China dilakukan sampai dengan 15 Desember mendatang.

“Kami melakukan ini untuk musim Natal untuk berjaga-jaga kalau-kalau beberapa tarif akan berdampak pada pelanggan AS, tetapi sejauh ini mereka benar-benar tidak ada,” kata Trump seperti dikutip dari AFP, Rabu (14/8).

Keputusan Trump tersebut disambut gembira oleh Rebecca Mond dari The Toy Association. “Kami tentu saja lega bahwa banyak barang tidak akan melihat dampak untuk musim liburan ini,” katanya.

Tetapi, ia ingin kebijakan tak hanya terbatas pada penundaan tarif saja. Ia ingin Trump menghapus semua ancaman tarif yang akan diberlakukannya terhadap impor asal China.

Federasi Eceran Nasional AS dalam pernyataan mereka menyatakan jika Trump tidak segera mengakhiri ketidakpastian yang timbul akibat perang dagang yang dikobarkannya terhadap China, ia khawatir ke depan ekonomi negaranya akan semakin terganggu.

Sebagai informasi, Presiden Trump berencana melancarkan serangan tarif baru atas impor barang asal china. Rencananya, pemerintahannya akan memberlakukan tarif impor 10 persen atas barang senilai US$300 miliar asal China pada 1 September mendatang.

Gayung bersambut, rencana serangan tersebut langsung dibalas China. Negeri Tirai Bambu tersebut menyatakan tidak mau membeli produk pertanian asal AS.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : abcnews.go.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *