Lonjakan Kasus Virus Korona Buat Emas Dunia Kinclong

Emas berjangka pamer kemilau pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Lonjakan kasus virus korona membuat permintaan terhadap aset aman meningkat. Meskipun ekuitas menguat dan data sektor jasa AS positif, tetap membatasi kenaikan logam mulia.

Mengutip Antara, Selasa, 7 Juli 2020, harga kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik USD3,5 atau 0,2 persen menjadi USD1.793,50 per ons. Akhir pekan lalu, emas berjangka turun tipis USD2,70 atau 0,15 persen menjadi USD1.787,30 per ons.

Sedangkan emas berjangka naik USD10,1 atau 0,57 persen menjadi USD1.790,00 per ons pada akhir perdagangan Kamis, 2 Juli. Sehari sebelumnya sempat jatuh sebanyak USD20,6 atau 1,14 persen menjadi USD1.779,90 per ons pada Rabu, 1 Juli.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik sebanyak 26 sen atau 1,42 persen menjadi USD18,582 per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Oktober naik sebanyak USD6,1 atau 0,73 persen menjadi USD837,7 per ons.

“Investor ragu bahwa pemulihan ini akan tetap bertahan, karena kita semua mengharapkan kembali sehat. Dan kita mungkin pulih lebih lama, dan itu seharusnya mendukung harga emas,” kata Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya.

Dalam empat hari pertama Juli saja, 15 negara bagian AS telah melaporkan rekor peningkatan kasus baru covid-19. Sementara kasus terus meningkat di beberapa negara termasuk India, Australia, dan Meksiko.

Mengesampingkan lonjakan kasus baru virus korona, saham-saham AS naik setelah pertumbuhan yang tak terduga di sektor jasa-jasa AS. Serta adanya harapan pemulihan yang dipimpin Tiongkok dari kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh wabah virus korona.

Data non-manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas industri jasa AS melonjak tajam pada Juni, hampir kembali ke level pra pandemi covid-19.

Indeks non-manufaktur ISM melonjak menjadi 57,1 persen pada Juni dari 45,4 persen pada Mei, lebih baik dari yang diperkirakan dan menandai lompatan terbesar sejak penciptaan indeks pada 1997. Para analis menghubungkan kenaikan dengan pembukaan kembali bisnis di seluruh Amerika Serikat, meskipun reli di sektor jasa ini mungkin berumur pendek karena kasus covid-19 kembali meningkat.

“Risiko terbesar adalah jika data terus berkinerja lebih baik, yang mungkin akan menggagalkan beberapa permintaan untuk stimulus tambahan,” tambah Moya.

Namun demikian, para analis pasar mengatakan prospek emas tetap bullish karena kasus covid-19 meningkat di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.

Harga emas yang tak memberikan imbal hasil (non-yielding) telah meningkat 17,5 persen sepanjang tahun ini. Didorong oleh langkah-langkah stimulus dan penurunan suku bunga oleh bank-bank sentral.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *