Timur Tengah “Panas”, Harga Emas Naik Terbatas

Pergerakan harga emas masih cenderung terbatas, setelah terkoreksi empat hari berturut-turut pada pekan lalu.

Pada perdagangan Senin (20/5/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,16% ke level US$ 1.277,7/troy ounce. Sedangkan harga emas di pasar spot terpantau terkoreksi terbatas 0,03% menjadi US$ 1.276,76/troy ounce.

Selama sepekan kemarin, harga emas COMEX dan spot amblas masing-masing sebesar 0,82% dan 0,72% secara point-to-point.

Kemilau emas semakin redup pada hari Jumat (17/5/2019) pasca Index Sentimen Konsumen Amerika Serikat (AS) periode Mei versi Universitas Michigan dibacakan naik sebesar 5,3% ke level tertingginya dalam 15 tahun terakhir.

Artinya kondisi konsumen negeri dengan perekonomian terbesar di planet bumi masih sangat optimis. Daya beli dapat dipertahankan sehingga investor kembali berani untuk mengambil risiko pada instrumen-instrumen di pasar keuangan.

Emas yang seringkali hanya dijadikan sebagai pelindung nilai (hedging) alih-alih investasi pun menjadi ditinggalkan.

Akan tetapi, ketegangan yang semakin memanas di Timur Tengah juga membuat pelaku pasar khawatir akan terjadinya konflik bersenjata.

Setelah memberlakukan sanksi penuh terhadap Iran, bulan ini AS telah memposisikan kapal induk yang dilengkapi pesawat tempur dan pengebom di sekitar perairan Timur Tengah. Pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya telah menambah kekuatan tempur di wilayah tersebut.

Iran kemudian mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan ‘perang psikologis’ dan sebuah ‘permainan politik’.

Hari Jumat (17/5/2019), Deputi Urusan Parlemen Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC), Mohammad Saleh Jokar mengatakan bahwa “Misil jarah pendek kami [Iran] dapat dengan mudah menghantam kapal perang AS di Teluk Persia”, seperti yang dikabarkan kantor berita Fars, mengutip Reuters.

Menurut Jokar, AS tidak mampu untuk membiayai perang baru dan berada dalam kondisi tidak menguntungkan dalam hal jumlah personel dan kondisi sosial.

Trump pun meradang dengan melontarkan komentar bernada tinggi melalui akun Twitter pribadinya.

“Bila Iran menginginkan pertempuran, itu akan menjadi akhir bagi Iran. Jangan pernah mengancam Amerika Serikat lagi!” tulis Trump.

Arab Saudi, yang diketahui juga merupakan sekutu AS mengatakan sudah siaga untuk merespon keadaan dengan “kekuatan penuh”, mengutip Reuters. Negeri Padang Pasir menambahkan bahwa keputusan untuk menghindari perang sepenuhnya ada pada Iran.

Bila konflik, apalagi perang, benar-benar terjadi di Timur Tengah, maka sejatinya bukan hal yang bagus bagi pasar keuangan global.

Pasalnya dalam kondisi perang, ketidakpastian politik dan ekonomi akan membuncah.

Dalam kesempatan itu, pelaku pasar masih menaruh hati pada emas karena nilainya yang relatif lebih stabil dibandingkan instrumen lain.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Eksplorasi.id

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *