Harga Bumbu Masak Bikin Inflasi April 2019 Naik 0,44 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi mencapai 0,44 persen secara bulanan pada April 2019. Laju inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan Maret 2019 yang tercatat 0,11 persen dan April 2018 yang sebesar 0,1 persen.

Secara tahun kalender, inflasi hingga bulan keempat 2019 adalah sebesar 0,8 persen persen dan secara tahunan sebesar 2,83 persen.

“Angka (inflasi) ini masih berada di bawah target 3,5 persen sehingga secara keseluruhan inflasi April ini masih terkendali,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (2/5).

Suhariyanto mengungkapkan inflasi bulan lalu dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan, khususnya bumbu masak, yang inflasi 1,45 persen secara bulanan dengan andil 0,31 persen.

“Penyebab utamanya adalah kenaikan harga bawang merah yang rata-rata harganya inflasi 22,9 persen sehingga bawang merah meberikan andil kepada inflasi 0,13 persen. Kedua bawang putih 35 persen 0,09 persen. Cabe merah andilnya 0,07 persen, kemudian ada telur ayam ras dan tomat sayur 0,02 persen,”ujarnya

Sementara, sejumlah bahan makanan mengalami deflasi misalnya beras sebesar minus 0, 06 persen.

Selanjutnya, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan inflasi sebesar 0,28 persen dengan andil 0,05 persen. Faktor pendorongnya masih berasal dari kenaikan harga tiket pesawat yang masih terjadi bulan lalu.

Berikutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengekor dengan inflasi sebesar 0,19 persen dengan andil sebesar 0,03 persen.

“Kenaikan harga rokok filter andilnya 0,1 persen,” ujarnya.

Berikutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi sebesar 0,12 persen dengan andil 0,03 persen.

“Terjadi kenaikan harga barang untuk pemeliharaan rumah seperti semen, asbes dan lain sebagainya, “ujarnya.

Berikutnya, inflasi kelompok sandang dan kesehatan masing-masing sebesar 0,15 persen dan 0,25 persen. Masing-masing andilnya 0,1 persen.

Terakhir, untuk kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar mengalami inflasi sebesar 0,03 persen dengan andil nol persen.

Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,16 persen, komponen inflasi inti (core inflation) sebesar 0,17 persen, dan komponen harga pangan bergejolak sebesar (volatile foods) 1,59 persen.

Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi di 77 kota dengan inflasi tertinggi di Medan sebesar 1,3 persen dan inflasi terendah di Pare-pare sebesar 0,03 persen. Sedangkan 5 kota lainnya mengalami deflasi. Tercatat, deflasi tertinggi di Manado minus 1,27 persen dan deflasi terendah di Maumere sebesar minus 0,04 persen.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaHati.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *