Lika-liku Perjalanan Dua Tahun Teco Bawa Persija Juara

Sepak terjang Stefano Cugurra Rodriogues atau yang akrab disapa Teco di Persija Jakarta dimulai pada 2017. Bukan masa-masa menyenangkan yang melulu dirasakan Teco selama menjadi nakhoda Tim Macan Kemayoran.

Di awal musim pertamanya di Liga 1 bersama Persija, Teco sudah kenyang dengan cacian dan makian. Bahkan, teriakan lantang suporter yang memintanya untuk mundur dari jabatan pelatih juga kerap kali terdengar.

Tak hanya itu, tulisan ‘Teco Out’ juga terpampang di sisi tribune penonton di beberapa pertandingan Persija. Baik laga tandang maupun kandang.

Suara sumbang dan tuntutan suporter itu tak lantas membuatnya jadi minder atau bahkan terpikir buat mundur. Teco kala itu berkilah, timnya tidak beruntung karena mengalami beberapa kekalahan beruntun yang membuat Jakmania kesal.

“Saya juga sudah minta maaf dengan Jakmania. Kenapa? Karena kami belum menang. Saya tahu suporter, mereka mau kami menang. Kami juga sebagai pelatih, pemain, Presiden Klub dan manajemen juga mau menang, tapi kami sejauh ini belum menang,” kata Teco dalam perbincangan bersama CNNIndonesia.com, 18 Mei 2017 lalu.

Manajemen pun mematenkan Teco di Persija untuk musim selanjutnya. Terlebih, di akhir musim ia mampu mengantarkan Persija meraih posisi keempat, di atas capaian target yang diharapkan.

Hasil itu juga turut membawa Persija menjadi salah satu wakil Indonesia yang tampil di Piala AFC meski gagal lolos dari fase grup.

Memasuki musim keduanya di Persija, pelatih 44 tahun yang pernah menjadi asisten pelatih di Persebaya Surabaya itu kembali dipatok target tinggi. Ia diminta untuk bisa membawa Persija masuk di tiga besar klasemen akhir Liga 1.

Meski berhasil melewati target di musim pertamanya, langkah Teco justru semakin berat di musim 2018. Jakmania juga belum yakin dan bisa percaya sepenuhnya bahwa Teco mampu mengembalikan kejayaan klub Ibu kota tersebut.

Ketidakyakinan itu bertambah ketika dalam lima pertandingan terakhir di awal musim 2018, Macan Kemayoran mencatat satu kali menang, dua kali kalah dan dua kali imbang. Sejak menang 1-0 lawan Persib Bandung di Stadion PTIK pada 30 Juni, Persija belum menang di empat pertandingan berikutnya.

Persija sempat berada di urutan kesembilan klasemen sementara Liga 1 dengan perolehan 22 poin, terpaut enam poin dari PSM Makassar yang berada di posisi teratas. Praktis, cacian, makian dan teriakan yang meminta Teco untuk angkat kaki dari Persija kembali menyeruak.

Meski begitu, manajer Persija Jakarta Ardhi Tjahjoko menilai performa Teco tidak menurun dan menegaskan bakal tetap mempertahankan Teco. Ia menganggap tuntutan mundur dari suporter merupakan hal yang biasa dalam sepak bola.

“Buat saya biasalah. Kami hidup di sepak bola yang ada pasang surutnya. Ini persoalan mental saja. Kalau dia out [keluar] apakah menyelesaikan masalah? Belum tentu juga. Kami komitmen saja,” ujar Ardhi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/7).

Tekanan dan desakan bertubi-tubi itu ternyata dikonversikan menjadi energi positif buat Teco dalam memimpin laju Macan Kemayoran. Persija mampu memuncaki klasemen Liga 1 dengan raihan 62 poin, hanya terpaut satu poin dari PSM Makassar yang berada tepat di bawahnya.

Penantian panjang selama 17 tahun itu pun akhirnya berbuah manis. Persija kembali mampu merengkuh gelar juaranya yang ke-11 sepanjang sejarah. Gelar juara yang sekaligus menjadi kado terindah di ulang tahun Persija ke-90 yang jatuh tepat di tahun ini.

Teco juga menjadi pelatih asing pertama yang berhasil membawa gelar juara buat Macan Kemayoran setelah terakhir kali Persija jadi juara pada 2001. Kala itu Persija dibesut pelatih lokal, Sofyan Hadi.

 

 

 

 

 

Sumber :  cnnindonesia.com
Gambar : Bola.net

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *