TNI Klarifikasi Tak Ada Prajurit Tewas Akibat Serangan di Papua

Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi membenarkan adanya serangan dari kelompok bersenjata di Papua terhadap prajurit TNI yang sedang mengawal tim survei dari PT PLN. Namun ia mengklarifikasi soal berita ada dua prajurit TNI tewas dalam serangan itu. “Itu hoax,” kata Aidi, Selasa, 7 Agustus 2018.

Aidi mengatakan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Papua itu hanya mengakibatkan beberapa orang prajurit terluka. Setidaknya, ada lima orang prajurit yang mengalami luka lebam dan luka akibat sabetan senjata tajam. Dalam berita sebelumnya, dua prajurit TNI diberitakan tewas ketika kelompok bersenjata menyerang tim PLN yang melakukan survei di Kabupaten Paniai, Papua pada Senin, 7 Agustus 2018 sekitar pukul 09.30 WIT.

Kepala Polres Paniai Ajun Komisaris Besar Supriagung, membenarkan terjadinya aksi penyerangan terhadap tim survei dari PLN yang mendapat pengawalan dari anggota TNI itu. Aidi menjelaskan penyerangan terjadi saat tim survei Papua Terang yang terdiri dari 3 orang tenaga ahli PLN, 3 orang tenaga sukarela, serta 11 mahasiswa mencatat data elektronik di beberapa kampung di Paniai.

Tim itu didampingi 16 prajurit TNI sejak berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga dengan menggunakan dua unit speed boat. Tim melakukan perjalanan ke tujuh kampung yang ada di Wagemuga. Saat perjalanan kembali dari kampung Kinou, di kampung Bokoa, mereka dikejar oleh sekitar 50 orang kelompok bersenjata dan masyarakat lain.

“Mereka membawa sekitar 10 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, parang dan kampak,” kata Aidi. Menurut Aidi, tim semakin terkepung ketika 30 orang lain dari kelompok bersenjata dan masyarakat muncul. Kelompok ini juga membawa sekitar 20 pucuk senjata laras panjang. “Mereka mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik TNI,” ujarnya.

Tim survei yang dipimpin oleh Sersan Mayor Alfius Gobay, kata Aidi, berusaha melawan untuk mempertahankan senjatanya. Namun kelompok itu akhirnya bisa merebut senjata milik prajurit TNI. “Karena jumlah yang tidak berimbang, akhirnya mereka berhasil merampas 3 pucuk senjata senapan panjang,” ujarnya. Tak lama kemudian, Aidi mengatakan ratusan warga yang mendukung tim survei mengusir kelompok bersenjata tersebut.

Saat pengusiran kelompok bersenjata, kata dia, prajurit TNI tak mengeluarkan tembakan untuk menghindari jatuhnya korban. Aidi bertutur kejadian perampasan senjata ini membuat lima prajurit TNI terluka. Mereka adalah Alfius Gobay dengan luka bibir pecah akibat pukulan benda tumpul, Sersan Satu Yauji dengan luka memar di punggung sebelah kiri, Sersan Satu Hardi dengan luka lebam di muka, Kopral Dua Karyadi dengan luka sobek di atas pelipis dan kaki, serta Prajurit Dua Irfannudin dengan luka sobek kepala belakang.

Kata Aidi, seluruh anggota tim survei PLN dalam keadaan aman. Seluruh korban juga telah dievakuasi ke Paniai. “Kopda Karyadi dan Prada Irfandi langsung mendapat perwatan medis di RSUD Paniai,” ujarnya.

 

 

 

 

Sumber Berita : tempo.co
Sumber foto : Deutsche Welle

 

 

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *