Penguatan Dolar AS Menghambat Reli Harga Emas

Harga emas berjangka melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh peningkatan dolar AS.

Seperti diketahui, posisi dolar AS saat ini mencapai level tertinggi 10 bulan sebagai respons terhadap peringatan Federal Reserve pekan lalu bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Melansir Antara, Selasa, 26 September 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD9 atau 0,46 persen menjadi USD1.936,60 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di USD1.946,80 dan terendah di USD1.933,0.

Indeks dolar pada memperpanjang kenaikannya sejak minggu lalu, mencapai level tertinggi sejak November.

Dolar yang lebih kuat menghambat pembelian komoditas-komoditas dalam mata uang dolar, termasuk emas, oleh pemegang mata uang lainnya.

Dolar telah mengalami kebangkitan sejak The Fed pekan lalu memproyeksikan kenaikan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada akhir tahun, meskipun mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk September di pertemuan kebijakan.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali antara Februari 2022 dan Juli 2023, menambahkan total 5,25 poin persentase ke suku bunga dasar dari sebelumnya yang hanya sebesar 0,25 persen.

Ketua Fed Powell mengatakan pada konferensi pers pekan lalu bank sentral tidak tergoyahkan dalam upayanya untuk mengembalikan inflasi ke target jangka panjang sebesar 2,0 persen dari level saat ini sebesar 3,7 persen.

“Fakta kami memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada pertemuan ini tidak berarti kami telah memutuska saat ini kami telah atau belum mencapai kebijakan moneter yang kami inginkan,” kata Powell.

Imbal hasil obligasi meningkat

Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS juga melemahkan harga emas.

Perekonomian AS yang tangguh terus menekan emas. Kenaikan harga emas masih terbatas karena para pengambil kebijakan Federal Reserve terus mempertahankan sikap hawkish untuk pertemuan kebijakan moneter mendatang.

Investor dengan hati-hati memantau kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada November, sambil menunggu laporan produk domestik bruto (PDB) AS.

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Grid.ID

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *