Mata Uang Global Tertekan Keperkasaan Dolar AS

Pekan lalu, sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) melebihi ekspektasi. Hasilnya, mendorong penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang global.

Berdasarkan data Bloomberg, sepekan kemarin poundsterling (GBP) melemah dari £ 1,26 di awal pekan ke £ 1,24 per dolar AS di akhir pekan. Lalu, dolar Australia (AUD) juga melemah dari A$ 0,64 ke A$ 0,63 per dolar AS dan menjadi nilai yang terendah sepanjang tahun ini.

Selanjutnya dolar AS juga mencetak angka tertingginya terhadap Yen (JPY) ke US$ 147,83 per yen dari awal pekan di US$ 146,47 per yen. Sementara Euro (EUR) pada akhir pekan kemarin naik terhadap dolar AS ke € 1,0700, tetapi cenderung melemah juga selama sepekan dengan di awal pekan di level € 1,0796.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan sejumlah mata uang global seiring indeks dolar AS yang menguat. Dia menilai indeks dolar AS bisa tembus di 106.

“Bahkan, ada kemungkinan besar akan tembus dengan target 108 atau 112 karena bank sentral AS masih akan mempertahankan suku bunga tinggi,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (10/9).

Di sisi lain, ada kemungkinan pekan depan mata uang global juga bisa menguat, kendati bersifat sementara. Menurut dia, hal tersebut lantaran intervensi dari bank sentral dari masing-masing negara untuk menahan laju indeks dolar AS.

Ibrahim menyebut, potensi penguatan dolar juga didorong dari adanya intervensi AS terhadap China terkait transfer teknologi. China pun turut membalas dengan tidak akan menggunakan produk iPhone.

“Ini membuktikan perang dagang berpotensi berkecamuk kembali dan bisa mendorong penguatan dolar AS ke depan,” sambungnya.

Sampai akhir tahun, Ibrahim juga menilai mata uang global masih berpotensi melemah. Sebab adanya kekhawatiran mengenai masalah di semenanjung Korea, yang mana Korea Utara sudah memperkenalkan kapal selam tenaga nuklir. Selain itu NATO sudah mengalami kebangkrutan karena senjata sudah habis untuk Ukraina.

Adapun untuk EURUSD pada akhir tahun diprediksi 1,0400. Kemudian GBPUSD 1,1880, AUDUSD 0,6089, dan JPYUSD pada level 153.

Oleh sebab itu, Ibrahim menilai saat ini investasi valas paling aman adalah dolar AS. Sementara untuk sejumlah mata uang global disarankan untuk wait and see terlebih dahulu.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong juga berpandangan dolar AS masih akan terus menguat. Hal tersebut didukung oleh data ekonomi yang kuat serta pernyataan hawkish dari pejabat-pejabat the Fed.

“Mata uang global tentunya akan semakin tertekan,” katanya.

Dia mencontohkan, walau inflasi masih cukup tinggi tetapi data-data ekonomi seperti PDB Eropa masih cukup lemah, terutama Jerman sebagai ekonomi terbesar di kawasan EU telah mengalami kontraksi dua kuartal beruntun.

“Sedangkan mata uang Asia semakin terbebani oleh prospek pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah,” sambungnya.

Oleh sebab itu, Lukman menyarankan saat ini belum waktunya investor untuk melirik EUR, GBP, AUD maupun JPY lantaran potensi penurunan masih cukup besar.

Meski begitu, dia menyebut segalanya dapat berubah karena AS akan merilis data inflasi minggu depan. Data ini sangat perlu untuk dicermati. Untuk jangpa pendek, Lukman berpandangan JPY cukup menarik, tetapi spekulatif, mendekati level intervensi 150.

Adapun hingga akhir tahun, dia memproyeksikan EUR akan mencapai di level 1,0000-1,0300. Lalu GBP di 1,1800, dan AUD pada level 0,6000. Sementara untuk JPY agak rumit karena secara fundmental dan divergensi suku bunga.

“JPY seharusnya bisa mencapai 160, namun BoJ dipastikan akan mengintervensi, saya melihat USDJPY mungkin akan berada di kisaran 140-143,” pungkas dia.

 

 

 

 

Sumber : kontan.co.id
Gambar : Bincang Syariah

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *