Demo Rusuh di Kenya, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Polisi Kenya menembakkan gas air mata kepada para demonstran yang menentang pemerintah imbas kenaikan biaya hidup.

Unjuk rasa tersebut berubah menjadi kerusuhan dengan lebih dari setengah lusin orang tewas.

Pemimpin oposisi veteran Raila Odinga telah mengadakan beberapa putaran demonstrasi sejak Maret untuk menentang pemerintah.

Demo itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional yang bergabung dalam panggilan untuk solusi politik terhadap krisis tersebut.

Aliansi Azimio yang dipimpin oleh Odinga telah bersumpah untuk menggelar demonstrasi selama tiga hari berturut-turut pekan ini, dan pada Rabu malam (19/7) mendorong warga Kenya untuk turun dengan jumlah yang lebih besar besok.

Tidak ada data yang segera tersedia mengenai jumlah para pengunjuk rasa, tetapi protes pada Rabu di Nairobi dan kota-kota lainnya tampaknya lebih sepi, dengan laporan vandalisme atau korban dari bentrokan sporadis yang lebih sedikit.

Sekolah dan toko-toko ditutup di Nairobi dan kantong-kantong oposisi di Mombasa dan Kisumu, dengan kelompok kecil yang terdiri terutama dari pemuda membakar ban dan terlibat dalam bentrokan berkejaran dengan polisi.

Polisi menembakkan gas air mata kepada kelompok-kelompok pengunjuk rasa yang berserakan di kawasan kumuh Kibera di Nairobi dan kota-kota Homa Bay, Kisii, dan Migori, yang semuanya merupakan benteng-benteng Odinga, sementara kantor-kantor di distrik bisnis ibu kota sebagian besar ditutup.

Jurnalis AFP di Nairobi melihat polisi menangkap tiga pengunjuk rasa, sementara banyak warga Kenya menyatakan kefrustrasian atas kekacauan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk mengakhiri kebuntuan.

Ini adalah kali ketiga dalam bulan ini Odinga telah menggelar aksi massa menentang pemerintah yang menurutnya tidak sah dan bertanggung jawab atas krisis biaya hidup.

Sebagai balasannya, pemerintah menuduh oposisi menggagalkan upaya-upaya untuk memperbaiki ekonomi dan menghasut kekacauan.

“Kami tidak menginginkan negara yang penuh dengan kekerasan, pertikaian, atau penghancuran properti,” ujar Presiden William Ruto saat mengunjungi kota Kericho di Lembah Rift.

“Kepolisian harus memastikan bahwa mereka tegas terhadap para penjahat, geng, dan kaum anarkis, serta semua orang yang ingin menyebabkan kerusuhan,” imbuhnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *