DPR Segera Panggil Direksi Pertamina Buntut Kebakaran Depo Plumpang

Komisi VII DPR RI segera memanggil direksi PT Pertamina (Persero) pada awal masa persidangan berikutnya. Pemanggilan ini buntut kasus kebakaran di depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3) lalu.

Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Gerindra Ramson Siagian mengatakan pemanggilan itu dilakukan guna membahas solusi pengamanan depo atau tangki Pertamina di masa mendatang, karena sebelumnya juga terjadi kebakaran di Balongan dan Cilacap.

“Akan memanggil direksi Pertamina pada minggu pertama masa persidangan berikutnya,” ungkap Ramson kepada CNNIndonesia.com, Minggu (5/3).

Ia menyebut pemanggilan itu juga akan membahas status tanah yang ditempati oleh rakyat terdampak, di dekat Depo Pertamina Plumpang.

Saat ini DPR sedang masa reses, sementara masa persidangan akan dibuka kembali mulai 14 Maret 2023 mendatang.

“Komisi VII menekankan kepada Pertamina agar secepat mungkin memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan korban kebakaran,” imbuhnya.

Selain itu, Ramson juga mengatakan delegasi Komisi VII DPR akan meninjau ke Plumpang pada Selasa (7/3) mendatang. Ini dilakukan demi melihat langsung dan mendengar penjelasan di lapangan.

Senada, Wakil Ketua Komisi VII DPR fraksi PAN Eddy Soeparno juga mengatakan bakal segera memanggil direksi Pertamina.

“Iya rencananya akan dipanggil segera dalam masa persidangan,” ungkapnya.

Kebakaran yang melanda Depo Pertamina di Plumpang terjadi pada Jumat (3/3) sekitar pukul 20.11 WIB. Menurut kesaksian warga, tercium aroma bensin yang menyengat sebelum kebakaran terjadi.

Belasan orang dilaporkan meninggal dunia, serta puluhan mengalami luka bakar. Tak hanya itu, musibah kebakaran depo merembet hingga ke pemukiman warga sekitar yang menyebabkan ratusan orang harus mengungsi. Belum diketahui secara pasti penyebab dari kebakaran tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan sebanyak 18 warga meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

“Saya dan jajaran Pertamina menyampaikan bela sungkawa, duka cita yang sebesar-besarnya karena insiden kebakaran pipa di terminal Plumpang ini telah menyebabkan ada 18 orang meninggal,” ujar Nicke.

Ia pun mendoakan agar korban yang meninggal dunia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga mendoakan keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan kesabaran.

“Di sini saya beserta semua jajaran juga menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas terjadinya insiden ini. Tidak ada satupun dari kita yang menginginkan insiden ini terjadi,” katanya.

Nicke merinci, saat ini terdapat 35 orang tengah menjalani perawatan akibat insiden itu. Rinciannya adalah 25 pasien di RSPP, dua pasien di Rumah Sakit Pertamina Jaya, tiga pasien di RSUD Koja, satu pasien di RSCM, dua pasien di RS Tugu Koja, dan dua pasien di Rumah Sakit Pelabuhan.

Di sisi lain, pihak kepolisian menyatakan pihaknya telah menerima 15 kantong jenazah.

Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang bukan lah yang pertama. Hal serupa terjadi pada 18 Januari 2009 pukul 21.15 WIB. Saat itu, satu petugas keamanan Pertamina tewas akibat insiden tersebut.

Berdasarkan laporan Detikcom, api kala itu terus berkobar hingga pukul 05.15 WIB. Ukuran kobaran api kala itu bahkan sempat mencapai 100 meter. Kobaran api perlahan mengecil seiring hujan yang terus mengguyur lokasi kejadian.

Susno Duaj,yang kala itu masih menjabat Kepala BareskrimPolri mengatakan penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel BBM.Gesekan itu pun menimbulkan percikan api yang kemudian menyambar bensin pada tangki nomor 24.

Penyelidikan kebakaran itu melibatkan berbagai pihak, mulai dari ahli Forensik Bareskrim Polri, Pusat Identifikasi Bareskrim Polri, Kedokteran Forensik Polri dan RSCM, penjinak bom Gegana Brimob, Ditjen Migas ESDM, Pertamina, hingga Fakultas MIPA UI.

Pelibatan berbagai tim itu sendiri dilakukan lantaran insiden tersebut diduga akibat sabotase.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *