Rusia Bakal Pangkas Produksi Minyak Setengah Juta Barel per Maret

Rusia akan memangkas produksi minyak mentah hingga setengah juta barel per hari (bph) mulai Maret tahun ini. Hal itu dilakukan usai negara barat memberlakukan pembatasan harga terhadap ekspor minyak Negeri Beruang Merah itu.

“Kami tidak akan menjual minyak kepada mereka yang secara langsung atau tidak langsung mematuhi prinsip-prinsip batas harga,” kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dikutip dari CNN, Jumat (10/2).

“Sehubungan dengan hal tersebut, Rusia akan secara sukarela mengurangi produksi sebesar 500 ribu barel per hari pada Maret. Ini akan berkontribusi pada pemulihan hubungan pasar,” sambungnya.

Pemotongan setengah juta barel itu setara dengan 5 persen produksi minyak Rusia.

Saat ini, harga berjangka untuk minyak mentah Brent melonjak 2,7 persen menjadi US$86 atau Rp1,29 juta (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) per barel. Penyebabnya adalah para pengusaha mengantisipasi pengetatan pasokan global.

Menurut Reuters, Rusia mengambil keputusan untuk mengurangi produksinya tanpa berkonsultasi dengan kelompok produsen OPEC+, termasuk Arab Saudi. OPEC+ memutuskan pada Oktober lalu untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari dan belum menyesuaikan sikap itu sejak saat itu.

Sementara, pada Juni tahun lalu, Uni Eropa setuju untuk menghentikan semua impor minyak mentah Rusia melalui laut selama enam bulan berikutnya. Langkah ini adalah bagian dari sanksi Barat untuk mengurangi kemampuan Moskow mendanai perangnya di Ukraina.

Tak berhenti sampai di sana, negara G7 dan Uni Eropa sepakat membatasi harga di mana pialang, asuransi, dan pengirim barang Barat dapat memperdagangkan minyak lintas laut Rusia untuk pasar di tempat lain sebesar US$60 per barel. Awal bulan ini, negara-negara UE juga melarang impor solar dan impor minyak sulingan Rusia.

Novak memperingatkan bahwa batas harga minyak mentah dapat menyebabkan penurunan investasi di sektor minyak dan akhirnya menyebabkan kekurangan minyak mentah.

Lebih jauh, minyak mentah ural Rusia diperdagangkan dengan diskon untuk minyak mentah Brent sebesar US$28 per barel pada Jumat pagi.

Selama beberapa bulan terakhir, India dan China telah mengambil minyak murah dari Moskow, ketika UE telah mengakhiri semua impor dari Rusia.

Bulan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan global akan melonjak sebesar 1,9 juta barel per hari. Angka ini akan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 101,7 juta barel per hari, dengan China menyumbang hampir setengah dari kenaikan tersebut.

Sejauh ini, sikap Barat menghentikan impor, ditambah biaya perang ke Ukraina telah membebani ekonomi Rusia. Defisit anggaran Rusia membengkak menjadi US$45 miliar tahun lalu atau 2,3 persen dari produk domestik bruto.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tribun

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *