Harga Minyak Anjlok, Ini 2 Biang Keroknya

Harga minyak jatuh lebih dari 4,0 persen dalam sesi bergejolak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terseret oleh data permintaan yang lemah dari Tiongkok, prospek ekonomi global yang suram, dan dolar AS yang lebih kuat.

Dikutip dari Antara, Rabu, 4 Januari 2023, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari tergelincir USD3,33 atau 4,15 persen menjadi USD76,93 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret merosot USD3,81 atau 4,43 persen menjadi USD82,10 per barel di London ICE Futures Exchange. Ini menjadi penurunan harian terbesar dalam lebih dari tiga bulan. Kedua harga acuan minyak telah naik USD1 per barel di awal sesi.

“Ada banyak alasan untuk kekhawatiran di sini, situasi covid-19 Tiongkok, dan ketakutan akan resesi di masa mendatang memberikan tekanan pada pasar,” kata analis Mizuho, Robert Yawger.

Pemerintah Tiongkok menaikkan kuota ekspor untuk produk minyak sulingan pada gelombang pertama untuk 2023. Pedagang mengaitkan peningkatan tersebut dengan ekspektasi permintaan domestik yang buruk karena importir minyak mentah terbesar dunia itu terus berjuang melawan gelombang infeksi.

Aktivitas pabrik Tiongkok menyusut pada Desember karena lonjakan infeksi mengganggu produksi dan membebani permintaan setelah Beijing sebagian besar menghapus pembatasan antivirus.

Menambah prospek ekonomi yang suram, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok, semuanya melambat secara bersamaan, membuat 2023 lebih sulit dari 2022 untuk ekonomi global.

Dolar membukukan kenaikan satu hari terbesar dalam lebih dari dua minggu. Dolar yang lebih kuat dapat mengurangi permintaan minyak karena komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pada Rabu, pasar akan menelusuri risalah pertemuan kebijakan Desember Fed AS. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Desember setelah empat kenaikan berturut-turut masing-masing sebesar 75 basis poin.

Stok minyak di pusat penyimpanan Cushing naik sekitar 176 ribu barel menjadi 28,6 juta barel dalam sepekan hingga 30 Desember, kata seorang pialang, mengutip data Genscape. Stok minyak mentah diperkirakan naik 2,2 juta minggu lalu, sebuah jajak pendapat awal Reuters menunjukkan.

Di sisi penawaran, Pemerintah AS merilis 2,7 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) minggu lalu. Sementara kilang perusahaan besar minyak Chevron Corp, Pascagoula, Mississippi, akan menerima kargo pertama minyak mentah Venezuela hampir empat tahun, menurut dokumen pengapalan yang dilihat Reuters.

Produksi minyak mentah AS pada 2023 diperkirakan akan meningkat rata-rata 620 ribu barel per hari, menurut perkiraan pemerintah terbaru, sepertiga kurang dari sekitar satu juta barel per hari dari beberapa perkiraan pada awal tahun.

Commerzbank memperkirakan prospek ekonomi global akan memainkan peran yang jauh lebih penting dalam perkembangan harga minyak daripada keputusan produksi yang diambil oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+.

Bank memperkirakan tanda-tanda pemulihan ekonomi di wilayah-wilayah ekonomi utama akan mendorong Brent kembali ke USD100 per barel, yang dikatakan dapat terjadi mulai kuartal kedua tahun ini dan seterusnya.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Okezone Economy

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *