Aktivitas Warga di Sampang Madura Lumpuh Imbas Banjir di 5 Kelurahan

Banjir akibat luapan sungai di Sampang, Jawa Timur, merendam lima kelurahan dan empat desa wilayah Pulau Madura itu sehingga menyebabkan aktivitas warga di sana lumpuh.

Banjir akibat luapan Sungai Kalikamuning yang menggenangi Sampang sejak 31 Desember 2022 dan hingga Senin (2/1) masih berlangsung itu merendam sebanyak empat desa, lima kelurahan.

Hingga Senin (1/1) sekitar pukul 08.00 WIB genangan banjir di jalan protokol kota ini masih terjadi, termasuk di berbagai perkampungan warga terdampak banjir.

“Di rumah saya, genangan air masih di atas lutut orang dewasa, dan belum ada tanda-tanda akan surut,” kata warga di kota ini, Ummiyati seperti dikutip dari Antara.

Terpisah, sebelumnya Kalaksa BPBD Kota Sampang mengatakan hingga Minggu malam per pukul 21.30 WIB terpantau ada empat desa dan lima kelurahan di sana yang terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi.

“Saat ini tim terus melakukan pemantauan dan mengevakuasi warga yang terjebak banjir, terutama warga lanjut usia dan anak-anak,” katanya.

Ketinggian genangan banjir di empat desa dan lima kelurahan itu bervariatif, antara 40 cm hingga 1 meter, bahkan di beberapa titik ada yang mencapai 2 meter pada Minggu malam lalu.

Ketinggian genangan air di jalan protokol kota ini antara 30 hingga 40 cm, sedangkan di sebagian perkampungan warga, antara 50 cm hingga 1 meter lebih.

Asroni menjelaskan dari empat desa dan lima kelurahan yang tergenang banjir itu, yang terparah di Kelurahan Dalpenang Kecamatan Sampang dan Kelurahan Rong Tengah Kecamatan Sampang.

“Kedua kelurahan ini parah, karena berada di dekat aliran Sungai Kalikamuning yang meluap itu. Banjir yang terjadi kali ini kan disebabkan oleh sungai yang meluap akibat hujan deras di hulu sungai,” katanya.

Sementara itu, Bupati Sampang Slamet Junaidi menjelaskan banjir yang melanda kali ini akibat luapan air sungai dan merupakan banjir kiriman dari hulu sungai.

“Kami berharap masyarakat sabar, karena ini musibah. Kami juga terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada warga. Terima kasih pula kepada Pak Pangdam yang telah peduli kepada warga yang tertimpa musibah saat ini,” katanya saat bersama Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyambangi pengungsi akibat banjir, Minggu malam.

Dalam kesempatan yang sama, Farid menjelaskan dari pihak Kodam Brawijaya menerjunkan unit perahu karet untuk membantu evakuasi, dan menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa nasi bungkus untuk korban banjir di empat desa dan enam kelurahan di Kota Sampang, Jawa Timur, Minggu malam.

“Tadi kami melihat banyak rumah warga yang terendam dan banyak warga yang mengungsi. Karena itu malam ini kami bersama bapak bupati mengantarkan makanan karena dampak banjir ini warga tidak bisa memasak makanan, tidak punya air bersih dan juga tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya,” ujar Pangdam.

“Malam ini kami sedang meluncurkan 4 unit perahu karet dari Kodam untuk membantu penyaluran logistik ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau petugas. Selain itu, dapur umum juga akan ditambah kalau memang dibutuhkan,” katanya.

Demi menjamin keamanan karena kondisi banjir, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Sampang , terpaksa memadamkan aliran listrik di sejumlah desa dan kelurahan terdampak banjir luapan Sungai Kalikamuning. Hal itu dilakoni guna menjaga keselamatan warga dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadi sambungan arus pendek listrik.

“Selain sebagai antisipasi, pemadaman di lokasi terdampak banjir ini juga atas permintaan warga. Mereka khawatir terjadi hal-hal yang membahayakan, apalagi ada kabel listrik yang terendam banjir,” kata Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan Sampang Abdul Ghafur dalam keterangan persnya, Minggu.

Ia menjelaskan per saat itu ada 94 gardu induk PLN yang mengaliri empat desa dan lima kelurahan terdampak banjir dipadamkan.

“Ada sekitar 12 ribu pelanggan listrik yang kami padamkan dari 94 gardu induk ini dan ini semua kami lakukan demi keselamatan mereka, apalagi memang atas permintaan warga sendiri,” tuturnya.

Menurut Ghafur, ketinggian genangan banjir di sebagian rumah warga tergolong sangat tinggi, bahkan ada yang mencapai hampir dua meter.

Akibat pemadaman aliran listrik ini, situasi di lokasi terdampak banjir nampak gelap. Para petugas dan relawan penanggulangan bencana yang berjaga-jaga di lokasi banjir menggunakan lampu senter.

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *