Diprotes Habis-habisan, Tiongkok Akhirnya Longgarkan Aturan Covid-19

Tiongkok ‘melunak’ terhadap keparahan kasus covid-19 dan melonggarkan beberapa pembatasan virus korona, bahkan ketika jumlah kasus hariannya mendekati rekor. Hal ini dilakukan setelah kemarahan atas pembatasan terberat di dunia itu berubah menjadi protes di seluruh negeri.

Beberapa kota di ekonomi terbesar kedua dunia itu, melanggar praktik sebelumnya dengan mencabut penguncian distrik dan mengizinkan bisnis dibuka kembali. Kendati masih dilaporkan adanya infeksi.

Demonstrasi menandai pembangkangan sipil terbesar di Tiongkok daratan sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu. Protes ini datang ketika ekonomi akan memasuki era baru dengan pertumbuhan yang jauh lebih lambat daripada yang terlihat dalam beberapa dekade.

Meskipun jumlah kasus hampir mencapai rekor, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Sun Chunlan mengatakan kemampuan virus covid-19 yang menyebabkan penyakit parah, mulai melemah.

“Negara ini menghadapi situasi baru dan tugas baru dalam pencegahan dan pengendalian epidemi karena patogenisitas virus Omicron melemah, lebih banyak orang divaksinasi dan pengalaman dalam mengendalikan virus bertambah,” kata Sun, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 2 Desember 2022.

Sun juga mendesak ‘optimalisasi’ lebih lanjut dari kebijakan pengujian, perawatan, dan karantina. Penyebutan patogenisitas yang melemah kontras dengan pesan sebelumnya dari pihak berwenang tentang kematian virus.

Perubahan aturan

Kurang dari 24 jam setelah protes kekerasan di Guangzhou, pihak berwenang di tujuh distrik dari pusat manufaktur yang luas di utara Hong Kong, mencabut penguncian sementara. Satu distrik mengatakan, akan mengizinkan melanjutkan kelas tatap muka di sekolah, serta akan membuka kembali restoran dan bisnis lain termasuk bioskop.

Beberapa perubahan sedang dilaksanakan dengan sedikit gembar-gembor.

Ribuan komunitas di Beijing timur mengizinkan orang yang terinfeksi dengan gejala ringan untuk diisolasi di rumah, menurut aturan baru yang dikeluarkan oleh komite lingkungan.

“Tetangga di lantai yang sama dan tiga lantai di atas dan di bawah rumah dengan kasus positif juga harus dikarantina di rumah,” kata seorang anggota komite.

Perubahan ini jauh dari protokol karantina di awal tahun ketika seluruh komunitas dikunci, terkadang selama berminggu-minggu, bahkan setelah hanya satu kasus positif yang ditemukan.

Komunitas lain di sekitar mengadakan jajak pendapat online minggu ini tentang kemungkinan kasus positif diisolasi di rumah.

“Saya tentu saja menyambut keputusan komunitas perumahan kami untuk menjalankan pemungutan suara ini terlepas dari hasilnya,” kata warga Tom Simpson, direktur pelaksana Tiongkok di China-Britain Business Council.

Dia mengatakan kekhawatiran utamanya adalah dipaksa masuk ke fasilitas karantina, yang “kondisinya bisa sangat suram”.

Komentator nasionalis terkemuka Hu Xijin mengatakan, banyak pembawa virus korona tanpa gejala di Beijing sudah dikarantina di rumah.

Kota Chongqing di barat daya akan mengizinkan kontak dekat orang dengan covid-19, yang memenuhi persyaratan tertentu, untuk dikarantina di rumah. Sementara Zhengzhou di Tiongkok tengah mengumumkan dimulainya kembali bisnis secara “tertib”, termasuk supermarket, pusat kebugaran, dan restoran.

Pejabat kesehatan nasional mengatakan, minggu ini pihak berwenang akan menanggapi “kekhawatiran mendesak” yang diajukan oleh masyarakat dan aturan covid-19 harus diterapkan secara lebih fleksibel, sesuai dengan kondisi suatu wilayah.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *