Harga Minyak Dunia Naik Usai Minggu yang Suram

Harga minyak dunia bergerak naik tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi di tengah para pedagang menantikan hasil keputusan dari pertemuan Federal Reserve yang salah satunya mengenai arah suku bunga guna memerangi ledakan inflasi di Amerika Serikat.

Mengutip Xinhua, Selasa, 20 September 2022, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 62 sen atau 0,7 persen menjadi USD85,73 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman November bertambah 65 sen atau 0,7 persen menjadi USD92 per barel di London ICE Futures Exchange.

Pedagang menunggu keputusan penting oleh Federal Reserve, menilai dampak potensialnya terhadap ekonomi dan permintaan energi. Pelaku pasar mengharapkan The Fed untuk menaikkan suku bunga setidaknya 75 basis poin ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu. Untuk pekan yang berakhir Jumat, WTI turun 1,9 persen dan Brent turun 1,6 persen.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat bergerak menguat pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), karena Wall Street menunggu keputusan penting dari Federal Reserve. Bank sentral AS melakukan pertemuan untuk menentukan arah kebijakan moneter guna memerangi ledakan inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik sebanyak 197,26 poin atau 0,64 persen menjadi 31.019,68. Sedangkan indeks S&P 500 naik 26,56 poin atau 0,69 persen menjadi 3.899,89. Kemudian indeks Komposit Nasdaq bertambah 86,62 poin atau 0,76 persen menjadi 11.535,02.

Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di area hijau, dengan sektor bahan dan konsumen masing-masing naik 1,63 persen dan 1,34 persen, melampaui sisanya. Namun, kelompok perawatan kesehatan dan real estat masing-masing turun 0,54 persen dan 0,21 persen.

Investor melihat ke The Fed karena bank sentral AS akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa waktu setempat. “Ketika pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berakhir Rabu ini, kami memperkirakan The Fed akan meningkatkan retorika memerangi inflasi satu atau dua tingkat lagi,” kata Analis UBS dalam sebuah catatan.

“Selain menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, kami memperkirakan proyeksi ekonomi FOMC menunjukkan kenaikan suku bunga yang lebih banyak, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, dan pengangguran yang lebih tinggi,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas Money

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *