Korut Klaim Bebas Covid-19 usai Catat Nihil Pasien Demam

Korea Utara mengklaim semua pasien demam telah pulih sehingga gelombang pertama pandemi Covid-19 telah berakhir pada Jumat (5/8).

Meski begitu, pemerintahan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un menuturkan tantangan dan risiko penularan tetap ada.

“Situasi anti-epidemi telah memasuki fase stabilitas yang pasti. Korea Utara akan menggandakan upaya mempertahankan kesempurnaan dalam pelaksanaan kebijakan anti-epidemi negara,” bunyi laporan media corong pemerintah Korut seperti dikutip Reuters.

Korut tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak pasien Covid-19 sejak mendeteksi kasus perdana virus corona pada Mei lalu. Namun, Korut mengumumkan ada 4,77 juta pasien yang menderita demam dan kini semuanya telah pulih.

Sebanyak 74 orang dari 4 juta pasien demam tersebut meninggal dunia.

Sementara itu, tidak ada kasus demam baru yang dilaporkan sejak 30 Juli lalu.

Di sisi lain, Korea Selatan dan pakar medis dunia meragukan angka tersebut, terutama soal jumlah kematian.

Shin Young-jeon, seorang profesor dari sekolah kedokteran Universitas Hanyang di Seoul, mengatakan meski Korut mengklaim puncak gelombang Covid-19 pertama telah berlalu, jumlah kematian yang dinyatakan dinilai jauh dibandingkan kenyataan.

Shin memprediksi mungkin ada hingga 50.000 kematian akibat Covid-19 sejauh ini di Korut.

“Keberhasilan mereka, jika ada, harus terletak pada kenyataan bahwa wabah itu tidak mengarah pada kekacauan politik atau sosial. Apakah respons Covid-19 mereka berhasil adalah masalah lain,” papar Shin.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se, yang bertanggung jawab untuk urusan hubungan antar-Korea, mengatakan ada “masalah kredibilitas” dengan data Korea Utara.

Namun, Kwon tak menampik bahwa situasi Covid-19 di Korut tampaknya “agak terkendali.”

Korut memang tidak tanpa bukti mengklaim gelombang Covid-19 berhasil diredam. Pada Juli lalu, Partai Buruh Korut menyelenggarakan acara besar-besaran dan seluruh hadirin tak mengenakan masker pada Juli lalu.

Korut juga memulai lagi liga sepak bola nasional dan beberapa kompetisi olah raga lainnya bulan ini.

Badan intelijen Korsel mengatakan beberapa penyakit yang ditularkan melalui air seperti tipus atau kolera sudah tersebar luas di Korut sebelum Covid-19 melanda.

Selain itu, Covid-19 juga menyebar di Korut kala negara itu dilanda krisis pangan dan ekonomi.

Cho Han-bum, seorang rekan senior di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional di Seoul, mengatakan Kim mungkin telah memutuskan untuk mencari kekebalan kelompok dalam menghadapi memburuknya kekurangan pangan dan sentimen publik karena pembatasan.

“Korut dapat mencoba untuk melonggarkan pembatasan untuk membiarkan orang keluar dan makan sendiri, karena kekurangan pangan menjadi serius dan akan ada lebih banyak wabah,” kata Cho.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *