Gangguan Pasokan Dorong Kenaikan Harga Minyak Mentah

Harga minyak menguat di sesi Asia pada awal perdagangan Senin, 20 Juni 2022, karena investor kembali fokus pada pasokan yang terbatas, meskipun sentimen masih rapuh setelah merosot hampir enam persen di sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk Agustus naik 20 sen atau 0,2 persen, menjadi USD113,32 per barel pada pukul 01.05 GMT, setelah naik sebanyak 1,0 persen di awal sesi.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Juli berada di USD109,55 per barel, turun satu sen setelah naik lebih dari USD1 dalam transaksi pagi hari. Harga bulan depan turun 9,2 persen minggu lalu, penurunan pertama dalam delapan minggu.

“Untuk saat ini, gangguan pada pasokan minyak mengurangi kekhawatiran akan melemahnya permintaan,” kata Analis ANZ dikutip dari Antara, Senin, 20 Juni 2022.

“Gambaran fundamental tetap menjadi salah satu keketatan di tengah perlambatan yang sedang berlangsung dalam produksi Rusia.” jelas ANZ.

Minyak Rusia tetap di luar jangkauan sebagian besar negara karena sanksi Barat. Dampaknya sebagian telah dimitigasi oleh pelepasan cadangan minyak strategis, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan peningkatan produksi dari OPEC+ meskipun hal itu menipiskan penyangga dunia terhadap gangguan pasokan lebih lanjut.

“Jika Washington tetap pada kecepatannya saat ini, cadangan strategis AS akan mencapai level terendah 40 tahun di 358 juta barel pada Oktober,” kata ANZ.

Namun demikian, produksi minyak dan gas AS meningkat. Perusahaan jasa energi Baker Hughes Co menjelaskan jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik tujuh menjadi 740 rig dalam seminggu hingga 17 Juni 2022 atau tertinggi sejak Maret 2020.

Di Libya, produksi minyak tetap bergejolak menyusul blokade oleh kelompok-kelompok di timur negara itu.

Menteri perminyakan Libya Mohamed Oun mengatakan bahwa total produksi negara itu sekitar 700 ribu barel per hari (bph). Pekan lalu, produksi minyak Libya berada pada 100 ribu-150 ribu barel per hari.

Ekspor produk minyak dari Tiongkok, yang pernah menjadi eksportir utama, terus menurun, membuat pasokan global tetap ketat. Data bea cukai Tiongkok menunjukan ekspor bensin negara itu pada Mei anjlok 45,5 persen dari tahun sebelumnya dan ekspor solar terjun 92,7 persen meskipun permintaan domestik melambat, karena perusahaan kekurangan kuota ekspor.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *