Dolar AS Merekah di Tengah Pelemahan Euro

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) terapresiasi pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), di tengah pelemahan euro. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,68 persen menjadi 103,2400.

Mengutip Xinhua, Jumat, 10 Juni 2022, pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,0624 dibandingkan dengan 1,0718 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2505 dibandingkan dengan USD1,2540. Dolar Australia jatuh ke 0,7103 dibandingkan dengan 0,7195.

Sedangkan dolar as dibeli 134,27 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 134,16 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar Amerika Serikat naik menjadi 0,9801 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9778 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2689 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,2558 dolar Kanada.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat turun tajam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena saham teknologi yang memimpin pasar secara luas bergerak lebih rendah. Kondisi itu terjadi di tengah upaya The Fed menaikkan suku bunga secara agresif demi memerangi inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 638,11 poin atau 1,94 persen menjadi 32.272,79. Sedangkan indeks S&P 500 turun sebanyak 97,95 poin atau 2,38 persen menjadi 4.017,82. Indeks Komposit Nasdaq turun 332,05 poin atau 2,75 persen menjadi 11.754,23.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor layanan komunikasi dan teknologi masing-masing turun 2,75 persen dan 2,72 persen, memimpin penurunan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran bangsa, cara kasar untuk mengukur PHK, meningkat sebesar 27 ribu menjadi 229 ribu dalam pekan yang berakhir 4 Juni. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim pengangguran awal menjadi total 195 ribu.

Investor menunggu laporan indeks harga konsumen AS Mei yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat, karena inflasi, suku bunga, dan potensi dampaknya terhadap ekonomi tetap menjadi perhatian utama di Wall Street.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Sindonews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *