Indeks Dolar AS Menguat di Tengah Peningkatan Sanksi Rusia

Indeks dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Dolar naik selama tiga sesi berturut-turut, karena pembunuhan warga sipil di utara Ukraina dan prospek peningkatan sanksi terhadap Rusia mendorong investor untuk mencari tempat aman di greenback.

Dalam perdagangan sore, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya naik 0,4% menjadi 98,986.

“Banyak investor menjadi lebih pesimis bahwa kita akan memiliki resolusi tentang pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

“Sebagian besar, harapannya adalah bahwa Uni Eropa mungkin harus meningkatkan sanksi terhadap Rusia. Itu akan memperlambat pemulihan untuk bagian dunia itu, yang mendorong banyak aliran dana ke dolar AS,” tambahnya.

Kemarahan global menyebar pada Senin (4/4/2022) atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara, di mana kuburan massal dan mayat orang terikat yang ditembak dari jarak dekat ditemukan di sebuah kota yang diambil kembali dari pasukan Rusia. Namun Rusia membantah tuduhan itu.

Kematian di Bucha, di luar Kyiv, kemungkinan akan menggembleng Amerika Serikat dan Eropa ke dalam sanksi tambahan terhadap Moskow, mungkin termasuk beberapa pembatasan miliaran dolar dalam energi yang masih diimpor Eropa dari Rusia.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus membahas penghentian impor gas Rusia. Rusia memasok sekitar 40% kebutuhan gas Eropa.

Data pada Jumat (1/4/2022) menunjukkan pengangguran AS mencapai level terendah dua tahun di 3,6% bulan lalu, membuat investor menilai apakah angka tersebut akan memperkuat tekad Fed untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga secara tajam

“Laporan ketenagakerjaan itu menandakan cerita yang berbeda tentang apa yang terjadi dengan AS dan sebagian besar negara maju,” kata Moya dari OANDA. “Ekonomi AS masih dalam pijakan yang kokoh dan laporan pekerjaan yang kuat ini membuka jalan bagi jalur pendakian Fed yang jauh lebih agresif.”

Dana Fed berjangka pada Jumat (1/4/2022) telah memperkirakan peluang 81% untuk kenaikan 50 basis poin bulan depan, sementara imbal hasil surat utang dua tahun AS mencapai 2,4950%, level tertinggi sejak Maret 2019.

Euro, yang telah berada di bawah tekanan karena kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi dari perang di Ukraina, turun 0,8% terhadap dolar menjadi 1,0970 dolar. Terhadap yen, dolar naik 0,2% menjadi 122,805 yen.

 

 

 

 

 

Sumber : okezone.com
Gambar : okezone.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *