Dolar Naik Terdorong Data Penjualan Ritel AS

Dolar naik mencapai level tertinggi dalam hampir tiga minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada Agustus, meredakan beberapa kekhawatiran tentang perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi.

Melansir Antara, Jumat, 17 September 2021, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya menambah kenaikannya setelah laporan data penjualan ritel dan terakhir naik 0,5 persen pada 92,866. Indeks mencapai level tertinggi sejak 27 Agustus.

Penjualan ritel naik 0,7 persen bulan lalu, sebagian didorong oleh belanja, kembali dibukanya sekolah, dan pembayaran subsidi kredit pajak untuk anak.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS meningkat 20 ribu menjadi 332 ribu yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 11 September.

“Jika melihat angka penjualan ritel, itu cukup konstruktif, bahkan dengan revisi, jadi kami melihat dolar mendapat manfaat dari itu, terutama terhadap mata uang pendanaan seperti euro, franc Swiss, dan yen,” kata kepala analis valas Amerika Utara untuk CIBC Capital Markets di Toronto, Bipan Rai.

Berita itu dapat meningkatkan ekspektasi investor untuk pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan dan seberapa cepat bank sentral AS akan mulai mengurangi stimulus.

Pada Selasa, indeks dolar jatuh ke level terendah satu minggu di 92,321 setelah laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Indeks terendah untuk bulan ini adalah 91,941, pada 3 September ketika data penggajian mengecewakan.

Investor mencari kejelasan tentang prospek tapering dan suku bunga pada pertemuan kebijakan dua hari The Fed.

Tapering biasanya mengangkat dolar karena menunjukkan The Fed selangkah lebih dekat ke kebijakan moneter yang lebih ketat.

Tapering juga berarti bank sentral akan membeli lebih sedikit aset utang, yang pada dasarnya mengurangi jumlah dolar yang beredar, yang pada gilirannya mengangkat nilai mata uang.

Dolar juga naik 0,3 persen menjadi 109,70 yen, setelah meluncur ke level terendah enam minggu di 109,110 yen di sesi sebelumnya.

Euro 0,4 persen lebih rendah pada 1,1766 dolar, franc Swiss juga jatuh terhadap dolar dan terakhir di 0,9263 franc per dolar. Di tempat lain, dolar Australia turun 0,5 persen pada 0,7296 dolar AS.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : detikFinance

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *