Penguatan Aset Berisiko Angkat Rupiah ke Rp14.767 per Dolar

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.767 per dolar AS pada Kamis (10/9) pagi. Posisi tersebut menguat 0,21 persen dibandingkan perdagangan Rabu (9/9) sore di level Rp14.799 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,30 persen, dolar Taiwan menguat 0,24 persen, ringgit Malaysia menguat 0,13 persen, yen Jepang menguat 0,01 persen, rupee India menguat 0,0,7 persen, dan baht Thailand menguat 0,11 persen

Sebaliknya, Peso Filipina melemah 0,13 persen, yuan China melemah 0,05 persen, dan dolar Singapura yang melemah 0,04 persen.

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,11 persen persen, dolar Australia menguat 0,19 persen dan franc Swiss menguat 0,10 persen. Hanya dolar Kanada yang terpantau melemah 0,11 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan dolar AS memang sedang tertekan optimisme pasar terhadap outlook ekonomi Eropa yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Eropa malam ini.

“Nilai tukar regional termasuk rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan kondisi dolar AS tersebut,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/9).

Selain itu aset berisiko seperti indeks saham juga terlihat positif pagi ini. Indeks saham AS berbalik menguat semalam, setelah mengalami kejatuhan yang dalam sehari sebelumnya yang memberikan sentimen positif ke indeks saham Asia pagi ini.

Namun demikian pasar juga masih mewaspadai isu hubungan AS dan Tiongkok yang memanas dan penghentian sementara pengujian vaksin AstraZeneca tahap 3. Kedua isu ini bisa menekan pergerakan aset berisiko kembali.

Sementara dari dalam negri isu pemberlakuan PSBB belum berpengaruh pada pergerakan rupiah tapi bisa berpeluang memunculkan sentimen penekan mata uang garuda. “Penguatan rupiah hari ini berpotensi di kisaran Rp14.700-14.850 per dolar AS,” tandasnya.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Warta Ekonomi

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *