Harga Minyak Bergerak Tak Seirama, Ada Apa Nih?

Harga minyak mentah bergerak tak seirama di awal pekan ini, Senin (6/7/2020). Harga minyak mentah acuan internasional Brent menguat, sementara di saat yang sama harga acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) justru turun.

Pada 08.55 WIB, harga minyak mentah kontrak berjangka Brent 0,47% ke US$ 43/barel dan untuk WTI sendiri mengalami koreksi sebesar 0,54% ke US$ 40,43/barel.

Pemicu perbedaan arah harga minyak mentah ini adalah dinamika di pasar. Lonjakan kasus baru yang terjadi di AS baru-baru ini kembali membuat prospek permintaan minyak mentah Negeri Paman Sam memburuk.

Data EIA menunjukkan stok minyak mentah Negeri Adidaya pekan lalu mengalami penurunan sebesar 7,2 juta barel. Relaksasi lockdown dan kembali dipacunya roda perekonomian juga membuat sektor manufaktur yang terkontraksi di bulan Mei menjadi berekspansi di bulan lalu.

ISM mencatat indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS bulan lalu naik 9,5 poin menjadi 52,6 dari bulan sebelumnya berada di 43,1. Bersama dengan mobilitas yang terpantau mengalami kenaikan, harga minyak pun ikut terkerek lantaran ada harapan permintaan membaik.

Namun dalam empat hari pertama bulan Juli, Reuters melaporkan ada 15 negara bagian di AS yang mencatatkan rekor kenaikan kasus baru infeksi virus corona. Hal ini lah yang membuat harga minyak WTI mengalami koreksi.

Maklum AS saat ini masih menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak di dunia. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan jumlah kasus di AS hampir mencapai angka 3 juta. Sementara korban jiwa tercatat hampir menyentuh angka 130 ribu.

Di sisi lain pengetatan pasokan yang dilakukan oleh Arab Saudi, Rusia dan anggota OPEC+ lainnya turut menopang harga minyak mentah terutama acuan global Brent cenderung kokoh.

Jika mengacu pada kesepakatan sebelumnya, maka bulan Juli akan menjadi akhir periode pemangkasan output OPEC+ sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd). Masuk bulan Agustus OPEC+ rencananya akan mengendurkan pemangkasannya menjadi 7,7 juta bpd.

Tingkat kepatuhan anggota OPEC dalam memangkas output menjadi pendorong harga minyak kokoh meski ada gempuran sentimen negatif terkait perkembangan pandemi. Bulan lalu OPEC memasok 22,62 juta bpd ke pasar. Lebih rendah 1,92 juta bpd dari kuota yang ditetapkan. Dengan begitu tingkat kepatuhan OPEC mencapai 107%.

Iraq dan Nigeria yang mengalami permasalahan dengan komitmen mereka pun sudah menunjukkan adanya perbaikan kepatuhan. Pada bulan Juni tingkat kepatuhan Iraq dan Nigeria membaik menjadi masing-masing 62% dan 72%.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Republika

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *