Stok AS Naik, Pagi-pagi Harga Minyak Sudah Tergelincir

Harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan sedikit tergelincir pada perdagangan pagi ini. Harga minyak terpangkas di tengah gelombang pembukaan ekonomi di berbagai negara. Penurunan harga minyak dipicu oleh sentimen negatif yang datang dari rilis data perminyakan Negeri Paman Sam.

Sudah mulai banyak negara yang melonggarkan lockdown dan membuka kembali perekonomiannya. Di Eropa beberapa negara seperti Portugal, Yunani, Spanyol, Italia, Belanda, Swedia dan Islandia bahkan sudah mewacanakan untuk kembali menyambut para pelancong dan memacu sektor pariwisatanya untuk kembali beroperasi.

Pelonggaran lockdown di Italia disamput dengan euforia oleh warganya terutama dari kalangan muda. Banyak warga kalangan muda yang mengadakan pesta dengan pergi ke pantai untuk merayakan pelonggaran tersebut. Euforia ini memicu munculnya kekhawatiran akan adanya gelombang kedua wabah.

CNBC International melaporkan sebanyak 50 negara bagian di AS telah membuka kembali ekonomi mereka secara bertahap. Pada hari Selasa, Gubernur New Jersey Phil Murphy mengatakan negara bagian tersebut akan mengizinkan tim olahraga profesional untuk melanjutkan latihan dan kompetisi.

Pelonggaran lockdown sejak memasuki bulan Mei membuat prospek permintaan minyak membaik. Bersamaan dengan itu, negara-negara kartel minyak yang terdiri dari Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) juga mulai memangkas outputnya hingga 10% dari output global.

Namun harga minyak malah terkoreksi pada hari ini menyusul laporan Asosiasi Industri Minyak (API) AS yang menunjukkan bahwa stok minyak di Negeri Paman Sam untuk periode mingguan mengalami kenaikan.

Harga minyak mentah kontrak berjangka Brent turun 0,92% ke US$ 34,42/barel. Sementara di saat yang sama harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak berjangka turun lebih dalam sebesar 2,07% ke level US$ 32,13/barel.

Data API menunjukkan stok minyak mentah naik 8,7 juta barel dalam sepekan terakhir hingga tanggal 22 Mei. Kenaikan ini diluar dugaan mengingat analis memperkirakan akan terjadi penurunan stok sebesar 1,9 juta barel.

Stok bensin AS naik 1,1 juta barel, lebih dari 10 kali perkiraan analis. Untuk stok diesel dan minyak pemanas naik 6,9 juta barel, hampir empat kali lipat dari yang diperkirakan.

“Itu hanya menunjukkan bahwa pemulihan permintaan sedang mengalami kemajuan tetapi belum cukup kuat untuk benar-benar mandiri,” kata kepala penelitian komoditas National Australia Bank, Lachlan Shaw, mengutip Reuters.Pasar akan mencermati apakah data ini sesuai dengan rilis data dari Administrasi Informasi Energi AS nanti malam pada pukul 10.00 WIB.

Shaw mengatakan harga minyak mentah melemah di tengah skeptisisme tentang hubungan Rusia dengan Arab Saudi, bahkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyepakati “koordinasi erat” lebih lanjut pada pengurangan produksi minyak.

Dengan harga minyak WTI yang bertahan di atas US$ 30, OPEC + akan mengawasi dengan seksama apakah produsen shale oil AS yang memiliki harga impas di kisaran US$ 20 – US$ 30 akan meningkatkan produksi.

“Ada risiko bahwa kami melihat sumur-sumur yang telah ditutup mulai berbalik dan kami melihat lebih banyak pasokan kembali ke pasar,” kata Shaw.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Arab News

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *