Kontrak Kadaluarsa Besok, Harga Minyak Mentah Terbang

Pada awal pekan ini harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan naik lebih dari US$1 dolar. Padahal besok kontrak untuk pengiriman Juni akan berakhir (expired), hal ini berkebalikan dengan apa yang terjadi pada akhir April lalu ketika harga minyak acuan AS jatuh ke teritori negatif jelang berakhirnya kontrak.

Senin (18/5/2020), pada waktu perdagangan Asia, harga minyak mentah untuk kontrak pengiriman Juni melesat dan kini sudah berada di level US$ 30/barel. Pada 09.45 WIB, harga Brent naik 4,03% ke US$ 33,7/barel.

Sementara itu di saat yang sama minyak mentah acuan Paman Sam yakni West Texas Intermediate (WTI) juga menguat dengan apresiasi sebesar 4,28% ke US$ 30,69/barel. Mood di pasar memang sedang positif walau besok adalah hari di mana kontrak untuk pengiriman Juni akan expired.

Perkembangan baik seputar makin banyaknya negara yang berencana melonggarkan pembatasan yang dilakukan untuk mengendalikan virus merupakan berita bagus untuk minyak. Pasalnya ketika roda perekonomian siap dipacu lebih cepat lagi, kebutuhan bahan bakar akan membaik. Sehingga dari sisi demand, kebutuhan yang berangsur meningkat membuat harga minyak cenderung terkerek naik.

Di sisi lain produksi yang terus dipangkas juga jadi faktor lain yang membuat prospek harga minyak ikut terdongkrak. Di Amerika Serikat, banyak perusahaan migas yang sudah memangkas produksinya. Hal ini tercermin dari penurunan penggunaan rig.

Rig sendiri merupakan salah satu jenis perangkat yang digunakan untuk mengebor minyak. Menurut data dari Baker Hugh, hingga 15 Mei kemarin jumlah rig yang terpasang mencapai 339 atau turun sebanyak 35 unit dari pekan sebelumnya yang mencapai 374.

Reuters melaporkan, permintaan minyak global sebesar 10% diperkirakan akan terjadi di tahun 2020. Anjloknya permintaan membuat para pengebor melakukan pemangkasan biaya mulai dari merumahkan karyawannya hingga menghentikan produksi untuk mengimbangi banjirnya pasokan di pasar.

“Jumlah rig yang beroperasi di AS sudah turun lebih dari 52% sejak awal tahun ini. Lebih dari 400 rig mangkrak dan sisanya masih beroperasi” kata analis Enverus DrillingInfo sebagaimana diwartakan Reuters.

Periode pemangkasan produksi oleh kartel minyak yang terdiri dari Arab, Rusia dan koleganya (OPEC+) pun sudah dimulai. Bahkan Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC berjanji secara sukarela akan memangkas produksinya hingga 1 juta barel per hari (bpd) pada Juni nanti.

Tak hanya Arab Saudi saja yang merencanakan pemangkasan lebih lanjut secara sukarela. Uni Emirat Arab dan Kuwait juga berjanji akan memangkas produksi minyaknya mulai Juni nanti hingga 180 ribu bpd.

Harapan kembali normalnya kehidupan di planet bumi setelah Covid-19 mereda memang kian santer terdengar. Di sisi lain upaya para produsen minyak untuk terus menyeimbangkan supply dan demand juga menjadi sentimen positif yang mengerek harga si emas hitam.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Fajar Indonesia Network

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *