Dolar AS Jatuh Akibat Aksi Ambil Untung

Dolar AS jatuh dari tertinggi dua minggu pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena investor merealisasikan keuntungan dari kenaikan minggu ini menjelang laporan penggajian non-pertanian AS April, yang dapat menunjukkan kehilangan pekerjaan besar-besaran di tengah covid-19 yang telah merusak ekonomi global.

Mengutip Antara, Jumat, 8 Mei 2020, greenback menyerahkan keuntungan terhadap euro dan franc Swiss dan mengupas kenaikannya terhadap yen. Terhadap mata uang komoditas seperti dolar Australia dan Kanada, unit AS memperpanjang kerugiannya. Selama sepekan, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,9 persen.

“Menurut saya, ini adalah kasus pengambilan untung atas kinerja dolar minggu ini jelang laporan pekerjaan besok. Kami hanya dalam ketenangan, dan ini saat yang tepat untuk mengambil keuntungan dari apa yang diperkirakan menjadi laporan pekerjaan yang buruk secara historis,” kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions Joe Manimbo, di Washington.

Ekonomi AS diperkirakan telah kehilangan sekitar 22 juta pekerjaan bulan lalu, dengan tingkat pengangguran 16 persen, menurut jajak pendapat Reuters. Pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB), data menunjukkan jutaan lebih banyak orang Amerika mengambil bantuan pengangguran dari pemerintah dalam minggu terakhir.

Klaim pengangguran mingguan AS mencapai 3.169 juta yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 2 Mei, turun dari angka direvisi 3,846 juta pada minggu sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 3,0 juta klaim dalam minggu terakhir.

Dolar mempertahankan kenaikannya setelah data tersebut. Dalam perdagangan sore, indeks dolar turun 0,3 persen menjadi 99,884, di bawah tertinggi dua minggu yang disentuh pada awal sesi 100,40. Dolar memangkas kenaikan terhadap yen, dan terakhir menguat 0,2 persen pada 106,315 yen. Dolar melemah 0,1 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,9733 franc.

Setelah diperdagangkan lebih rendah untuk sebagian besar sesi, euro pulih menjadi diperdagangkan 0,3 persen lebih tinggi pada 1,0825 dolar. Euro sebelumnya turun ke level terendah dua minggu di USD1,0767. Mata uang tunggal Eropa melemah karena kekhawatiran terhadap arah skema stimulus bank sentral Eropa (ECB) setelah keputusan pengadilan Jerman awal pekan ini.

Sterling juga naik 0,3 persen terhadap dolar pada 1,2373 dolar di tengah keputusan bank sentral Inggris untuk membiarkan suku bunga tidak berubah dan menunda lebih banyak stimulus.

Di pasar negara berkembang, lira Turki jatuh ke rekor terendah 7,25 per dolar AS, setelah pedagang menafsirkan komentar dari pembuat kebijakan Federal Reserve sebagai mengesampingkan jalur swap Fed untuk meredam cadangan yang berkurang dari Ankara. Dolar terakhir turun 1,1 persen dibandingkan lira di 7,1096.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bali Tribune

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *