The Fed Babat Habis Suku Bunga, Yen Melesat lebih dari 2%

Nilai tukar yen Jepang kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (16/3/2020) setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali mengejutkan pasar dengan “membabat habis” suku bunganya.

Pada pukul 8:38 WIB, yen diperdagangkan di level 107,17/US$ menguat 0,69% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di awal perdagangan yen bahkan sempat melesat 2,03% ke 105,72/US$.

Pada hari Minggu waktu AS (Senin dini hari waktu Indonesia) The Fed mengumumkan memangkas suku bunga acuanya (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015.

Selain itu The Fed juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) senilai US$ 700 miliar.

Bank sentral paling powerful di dunia ini juga memangkas suku bunga pinjaman darurat untuk perbankan sebesar 125 bps menjadi 0,25% dan memperpanjang tenornya menjadi 90 hari.

Semua hal tersebut dilakukan demi melindungi perekonomian AS dari dampak negatif pandemi virus corona.

Dampak dari penyebaran virus corona akan membebani aktivitas ekonomi dalam jangka pendek sehingga menimbulkan risiko terhadap prospek ke depan.

“Dengan perkembangan ini, Komite memutuskan untuk menurunkan target suku bunga. Komite akan mempertahankan target ini sampai ada keyakinan bahwa ekonomi sudah membaik, penciptaan lapangan kerja ke titik maksimum, dan stabilitas harga sesuai dengan target,” sebut keterangan tertulis The Fed.

The Fed seharusnya melangsungkan rapat kebijakan moneter pada 17 – 18 Maret waktu setempat, tetapi sekali lagi dilakukan lebih awal. Ini berarti dalam sebulan The Fed sudah 2 kali memangkas suku bunga di luar jadwal rapat kebijakan moneter.

Sebelumnya Pada Selasa (3/3/2020) malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 50 basis poin (bps) ke 1%-1,25%. Pemangkasan mendadak sebesar itu menjadi yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga 75 bps.

Akibatnya pemangkasan “kejutan” 2 kali, dolar AS mengalami tekanan, dan yen berhasil kembali menguat.

Meski demikian, pelaku pasar hari ini masih menanti pengumuman kebijakan moneter dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) siang ini. Bank sentral utama dunia sudah melonggarkan kebijakan moneternya demi meminimalisir dampak pandemi virus coronan ke perekonomian, hanya BoJ yang belum bertindak.

Langkah apa yang akan diambil BoJ siang nanti akan mempengaruhi pergerakan kurs yen.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Dreamstime.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *