Data Makroekonomi Minim, Rupiah Keok ke Rp13.695 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah melemah ke Rp13.695 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Rabu (19/2) pagi. Posisi rupiah turun tipis dibandingkan penutupan pasar Selasa (18/2), Rp13.694 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea melemah 0,27 persen, yuan China 0,22 persen, dan ringgit Malaysia 0,14 persen.

Selanjutnya, lira Turki juga melemah 0,09 persen, dolar Taiwan 0,09 persen, diikuti dolar Singapura yang melemah 0,04 persen, dan yen Jepang yang melemah 0,07 persen terhadap dolar AS. Sementara, penguatan terjadi pada baht Thailand sebesar 0,06 persen, dan peso Filipina 0,03 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada sama-sama menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,05 persen, serta euro dan poundsterling Inggris yang yang sama-sama menguat dengan nilai 0,11 persen dan 0,04 persen terhadap dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh minimnya data makroekonomi Indonesia. Sebagai catatan, data makroekonomi di antaranya, pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan.

“Pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh minimnya data makroekonomi Indonesia yang memberikan high market impact,” kata Nafan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (19/2).

Selain itu, Nafan menyebut adanya penyebaran wabah virus corona secara agresif yang juga mengancam instabilitas moneter apabila tidak ditangani secara serius.

Meski demikian, Nafan menyebut penguatan dolar AS akan berpotensi terbatas jika hasil data CPI Inggris ternyata positif dan diatas ekspektasi pasar.

Lebih lanjut, Nafan berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.645 hingga Rp13.730 per dolar AS pada hari ini.

“Pola upward bar pada daily chart telah terbentuk mengindikasikan adanya potensi depresiasi rupiah terhadap dolar AS,” ungkapnya.

 

 

 

 

Sumber : .cnnindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *