China Blokir Batu Bara Australia, Ekonom: RI Harus Waspada

Pemerintah China bakal membatasi impor batu bara asal Australia. Dalam laporan Reuters, kepabeanan di pelabuhan China, Dalian, telah melarang impor batu bara Australia sejak Februari dan akan membatasi impor dari semua sumber hanya 12 juta ton hingga akhir 2019 mulai Februari.

Laporan itu juga mengatakan pelabuhan-pelabuhan besar lainnya di China telah memperpanjang masa clearing untuk batu bara Australia menjadi sedikitnya 40 hari.

 

Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih menilai, Indonesia harus hati-hati dengan adanya kebijakan pemerintah China tersebut, sebab bukan tidak mungkin Indonesia akan terkena dampaknya. “China ada masalah dengan Australia yang bisa menimbukan dampak terhadap  harga harga batu bara, ya kita pasti akan kena dampaknya (harga fluktuatif),” kata Lana, saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (25/2/2019).

Ekonom yang juga pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menjelaskan, memang saat ini China masih menjadi konsumen batu bara paling besar di dunia, sehingga China punya daya tawar yang tinggi menetukan harga batu bara. “Karena China satu-satunya pembeli batu bara yang besar di dunia, ini punya kekuatan tawar yang cukup tinggi yang membuat harga batu bara masih ditentukan China,” tuturnya.

 

Pendapat berbeda diutarakan Presiden Direktur PT Indika Energy. Tbk (INDY) Arsjad Rasjid. Menurutnya, kebijakan Negeri Tirai Bambu memblokir pasokan batu bara asal Australia bisa berdampak positif bagi Indonesia.

“Suatu keberuntungan untuk Indonesia, tapi di sisi lain kita harus waspada karena tren harga batu bara dalam beberapa tahun belakangan ini sangat fluktuatif,” ujat Arsjad, Rabu (20/2/2019) saat wawancara dengan khusus dengan CNBC Indonesia TV.

Arsjad  menjelaskan, harga batu bara sangat fluktuatif, sehingga perusahaan harus tetap menjaga ketangkasannya. Bisa saja saat ini Australia dan China tidak baik, tapi pekan depan sudah pulih lagi. “Yang tadinya peluang buat Indonesia malah diambil lagi dengan Australia,” tuturnya.

 

Sekadar informasi saja, harga batu bara patokan Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 95,02/metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (22/2/2019), turun 0,16% dari hari sebelumnya. Selama sepekan, harga batu bara tercatat menguat 0,21% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas ekspor andalan Indonesia ini sudah terpangkas 6,8%.

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com

Gambar : CNBC Indonesia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *