Rupiah Tertekan ke Rp15.645 Karena Imbal Hasil Obligasi AS Naik

Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp15.645 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (1/11) pagi. Mata uang Garuda melemah 47,5 poin atau minus 0,3 persen dari posisi sebelumnya.

Mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Tercatat baht Thailand menguat 0,19 persen, yen Jepang menguat 0,26 persen, dan dolar Singapura menguat 0,15 persen.

Sedangkan, won Korea Selatan melemah 0,01 persen, yuan China minus 0,13 persen, peso Filipina minus 0,23 persen, rupee India minus 0,36 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.

Sementara itu, mata uang utama negara maju kompak menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,21 persen, franc Swiss 0,09 persen, dan euro Eropa 0,13 persen, dolar Kanada 0,15 persen, dan dolar Australia menguat 0,33 persen.

Senior Analis DCFX Lukman Leong memproyeksi rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS pada hari ini.

Rupiah tertekan oleh penguatan imbal hasil obligasi AS yang naik karena pasar memproyeksi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan.

Selain itu, data inflasi RI Oktober yang akan dirilis hari ini diperkirakan datar. Lukman menyebut hal tersebut meredakan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh BI.

“Hal ini semakin membuat rupiah kurang menarik dibandingkan dolar AS,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.500 sampai Rp15.650 per dolar AS pada hari ini.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Market Bisnis

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *