Stok Diesel Menipis, Harga Minyak Bangkit

Harga minyak naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghentikan penurunan tiga sesi berturut-turut. Hal ini karena tingkat persediaan minyak diesel yang rendah menjelang musim dingin memicu pembelian dan membalikkan kerugian awal di tengah stok minyak mentah dan bensin yang sangat tinggi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman November terangkat USD1,84 atau 2,1 persen, menjadi USD89,11 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah brent untuk pengiriman Desember bertambah USD2,12 atau 2,3 persen menjadi USD94,57 per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak mentah mendapatkan beberapa dukungan dari penurunan stok sulingan AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan persediaan bahan bakar distilasi yang meliputi minyak diesel dan pemanas negara itu turun 4,9 juta barel selama pekan yang berakhir 7 Oktober, jauh melebihi ekspektasi untuk penurunan dua juta barel dan membawa persediaan menjadi 106,1 juta barel, terendah sejak Mei.

Itu mendorong investor untuk mengabaikan kejutan dua juta stok bensin dan kenaikan yang lebih besar dari perkiraan mendekati 10 juta barel dalam persediaan minyak mentah. Menurut EIA, persediaan minyak mentah komersial meningkat sebesar 9,9 juta barel pekan lalu, sementara total persediaan bensin motor naik 2,0 juta barel.

“Bagian yang paling mengganggu dari laporan (EIA) adalah bahwa persediaan penyulingan jauh di bawah rata-rata. Musim dingin akan datang,” kata Analis Price Futures Group di Chicago Phil Flynn dikutip dari Antara, Jumat, 14 Oktober 2022.

“Pasar melihat gambaran besarnya, berlawanan dengan jumlah permintaan jangka pendek yang terkena dampak badai,” jelas dia.

Prospek permintaan energi yang lebih lemah di tengah perlambatan ekonomi global terus membebani harga. Banyak investor tetap khawatir bahwa kenaikan inflasi akan mengurangi permintaan bahan bakar. Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan ekonomi global mungkin masuk ke dalam resesi.

Badan Energi Internasional memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia baik untuk tahun ini maupun tahun depan, mengutip hambatan ekonomi yang lebih kuat.

IEA menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyaknya sedikit untuk tahun ini menjadi 1,9 juta barel per hari dan 470 ribu barel per hari pada 2023 menjadi 1,7 juta barel per hari.

Juga membebani harga adalah peringatan oleh IEA, keputusan OPEC+ minggu lalu untuk memangkas pasokan sebesar dua juta barel per hari (bph) dapat menyebabkan resesi global.

“Rencana OPEC+ telah menggelincirkan lintasan pertumbuhan pasokan minyak sepanjang sisa tahun ini dan tahun depan, dengan tingkat harga yang lebih tinggi yang dihasilkan memperburuk volatilitas pasar dan meningkatkan kekhawatiran keamanan energi,” kata IEA.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : PUSHEP

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *