Meningkat Tajam! Korban Tewas Protes di Iran Dilaporkan Jadi 31 Orang

Aksi unjuk rasa yang dilaporkan dari sejumlah kota besar dan kecil di Iran, setidaknya 31 warga sipil dilaporkan tewas. Mereka tewas akibat tindakan keras pasukan keamanan Iran.

“Protes itu meletus setelah kematian Mahsa Amini setelah dia ditangkap oleh polisi moral,” menurut laporan AFP mengutip sebuah LSM yang berbasis di Oslo, Jumat 23 September 2022.

“Kelompok non-pemerintah yang berbasis di Oslo, Iran Human Rights mengatakan, setidaknya 31 warga sipil telah tewas dalam tindakan keras Iran selama enam malam kekerasan terhadap pengunjuk rasa di lebih dari 30 kota besar dan kecil,” menurut laporan AFP.

Direktur Iran Human Rights, Mahmood Amiry-Moghaddam mengatakan, “perkembangan ini terjadi ketika orang-orang Iran berkumpul untuk bersatu untuk menjaga hak-hak dasar dan martabat manusia mereka. Namun pemerintah menanggapi protes damai mereka dengan peluru”.

Sementara itu, pasukan keamanan telah menembaki kerumunan dengan tembakan burung dan pelet logam, dan juga mengerahkan gas air mata dan meriam air, kata Amnesty International dan kelompok hak asasi manusia lainnya.

Kata kantor berita resmi IRNA melaporkan, para pengunjuk rasa telah melemparkan batu ke arah polisi, membakar mobil mereka dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.

Sementara gambar yang belum pernah terjadi sebelumnya menunjukkan pengunjuk rasa merusak atau membakar gambar pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan mendiang komandan Pengawal Revolusi Qasem Soleimani. Wanita Iran di jalan-jalan Teheran dilaporkan mengatakan kepada AFP bahwa mereka sekarang lebih berhati-hati dengan pakaian mereka untuk menghindari bentrokan dengan polisi moral.

Sementara itu menurut laporan Bloomberg, Korps Garda Revolusi Islam mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan kerusuhan itu sebagai “konspirasi” di mana para pengunjuk rasa telah diorganisir dan dipersenjatai oleh “musuh”, biasanya mengacu pada AS dan Israel. AS memberlakukan sanksi baru sebagai tanggapan atas tindakan pemerintah tersebut.

Demonstrasi dimulai Jumat lalu setelah kematian Mahsa Amini, 22 tahun, seorang wanita muda yang mengalami koma setelah apa yang disebut “polisi moral” Teheran menangkapnya karena diduga melanggar aturan berpakaian jilbab.

Protes telah dilaporkan di sejumlah kota dan kota-kota termasuk ibu kota Teheran serta Karaj, Shiraz, Tabriz, Kerman, Pulau Kish, Yazd, Neyshapur, Esfahan dan Mashhad. Ini adalah kerusuhan paling luas di Iran sejak November 2019 ketika pihak berwenang menutup internet dan menewaskan ratusan orang.

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *