The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 75 Bps Demi Redam Inflasi yang Mendidih

Federal Reserve memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga perempat poin ketiga berturut-turut. Keputusan itu diambil karena bank sentral Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk meneruskan perjuangannya melawan inflasi yang masih panas.

“Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pembuat kebijakan Fed, memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga dana federal menjadi 3-3,25 persen dan mengantisipasi kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai,” kata The Fed, dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan kebijakan dua hari, dilansir dari Xinhua, Kamis, 22 September 2022.

Pernyataan itu menunjukkan semua 12 anggota komite memberikan suara untuk keputusan tersebut. Tindakan terbaru The Fed terjadi setelah menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin (75 basis poin) pada pertemuan Juni dan Juli, menandai langkah paling berani dalam beberapa dekade.

“Pesan utama saya tidak berubah sama sekali sejak Jackson Hole,” kata Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers sore.

Pernyataanya itu mengacu pada pidato kebijakan tahunannya di akhir Agustus, ketika dia mengatakan catatan sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran prematur. “FOMC bertekad untuk menurunkan inflasi dan kami akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” kata Powell.

“Jadi, cara kami berpikir tentang ini adalah fokus menyeluruh dari komite adalah menurunkan inflasi kembali ke dua persen,” tambah Powell.

Untuk mencapai itu, lanjutnya, ekonomi AS akan melihat periode pertumbuhan di bawah tren dan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja. Adapun proyeksi ekonomi triwulanan The Fed yang baru dirilis menunjukkan proyeksi median FOMC dari pertumbuhan PDB tahun ini adalah 0,2 persen, penurunan lebih lanjut dari 1,7 persen yang diproyeksikan pada Maret.

Kondisi itu menunjukkan kepercayaan yang kurang tentang soft landing di tengah kenaikan suku bunga. Proyeksi juga menunjukkan bahwa proyeksi rata-rata pengangguran adalah 4,4 persen pada akhir 2023, revisi naik 0,5 poin persentase dari proyeksi Juni.

“Itu adalah tingkat pertumbuhan yang sangat lambat dan bisa menimbulkan peningkatan pengangguran. Tapi saya pikir itu adalah sesuatu yang kami pikir perlu kami miliki,” kata Powell.

“Jika kita ingin mengatur diri kita sendiri, menerangi jalan ke periode lain dari pasar tenaga kerja yang sangat kuat, kita harus mendapatkan inflasi di belakang kita. Saya berharap ada cara tanpa rasa sakit untuk melakukan itu. (Tapi) tidak ada,” pungkasnya.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : USA Detail Zero

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *