Arti Penting Status Kandidat Resmi Uni Eropa untuk Ukraina

Para pemimpin Uni Eropa (UE) pada Kamis kemarin memberi Ukraina status kandidat resmi untuk bergabung dengan klub 27 negara mereka. Keputusan ini menjadi langkah geopolitik berani yang dipuji oleh Kiev dan Uni Eropa sendiri sebagai ‘momen bersejarah’.

Meskipun Ukraina membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk akhirnya bergabung dengan blok tersebut, keputusan untuk secara resmi menerimanya sebagai kandidat adalah simbol niat Uni Eropa untuk menjangkau jauh ke dalam negara bekas Uni Soviet.

“Rakyat Ukraina adalah bagian dari keluarga Eropa. Masa depan Ukraina bersama Uni Eropa,” kata kepala kebijakan luar negeri blok itu Josep Borrell, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 24 Juni 2022.

“Hari ini menandai awal dari perjalanan panjang yang akan kita jalani bersama,” sambung dia.

Invasi Rusia ke Ukraina mendorong Kiev untuk secara resmi mengajukan status kandidat. Perang mendorong Uni Eropa untuk mempercepat persetujuannya.

“Masa depan Ukraina ada di Uni Eropa,” cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia menyambut keputusan kelompok tersebut sebagai momen unik dan bersejarah.

Setelah enam tahun ditinggal warga Inggris, Uni Eropa juga memberikan tetangga Ukraina, Moldova, status kandidat. Georgia, negara bagian bekas Soviet lainnya, diberitahu akan mendapatkan hal yang sama setelah memenuhi lebih banyak persyaratan.

Para pemimpin Uni Eropa menekankan negara-negara ini akan memiliki banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus dilakukan.

“Saya yakin mereka (Ukraina dan Moldova) akan bergerak secepat mungkin dan bekerja sekeras mungkin untuk menerapkan reformasi yang diperlukan,” kata ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
Sinyal untuk Rusia

“Lampu hijau Uni Eropa ini adalah sinyal ke Rusia bahwa Ukraina, dan juga negara-negara lain dari bekas Uni Soviet, tidak dapat menjadi bagian dari lingkup pengaruh Rusia,” ucap Duta Besar Uni Eropa untuk Ukraina, Chentsov Vsevolod.

Di balik retorika ‘kemenangan’ atas pemberian status kandidat Ukraina dan Moldova, ada kekhawatiran di dalam Uni Eropa tentang bagaimana blok itu dapat tetap koheren karena terus membesar.

Setelah dimulai pada 1951 sebagai organisasi enam negara untuk mengatur produksi industri, Uni Eropa kini memiliki 27 anggota yang menghadapi tantangan kompleks, mulai dari perubahan iklim dan kebangkitan Tiongkok, hingga perang di depan pintu mereka sendiri.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Uni Eropa harus ‘mereformasi prosedur internalnya’ untuk mempersiapkan aksesi anggota baru, dengan menekankan perlunya isu-isu kunci, untuk disetujui mayoritas yang memenuhi syarat daripada dengan suara bulat.

Persyaratan untuk kebulatan suara sering menggagalkan ambisi Uni Eropa. Pasalnya, negara-negara anggota dapat memblokir keputusan atau mempermudahnya.

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : BeritaSatu.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *