Rupiah Masih Bisa Perkasa di Rp14.839 Meski Dapat Banyak Tekanan

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.839 per dolar AS pada Kamis (23/6) pagi. Mata uang garuda menguat 23,5 poin atau 0,16 persen dari Rp14.862 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Sementara mata uang Asia terlihat bergerak bervariasi di hadapan dolar AS. Tercatat, peso Filipina menguat 0,22 persen, ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, baht Thailand menguat 0,12 persen. Sedangkan dolar Singapura melemah 0,06 persen, won Korea Selatan melemah 0,06 persen.

Kemudian, dolar Hong Kong menguat 0,1 persen dan yen Jepang menguat 0,30 persen.

Mata uang negara maju juga bergerak variatif terhadap dolar AS. Rinciannya, euro Eropa menguat 0,09 persen dan franc Swiss menguat 0,07 persen. Sedangkan dolar Australia melemah 0,16 persen, poundsterling Inggris melemah 0,07 persen dan dolar Kanada melemah 0,04 persen.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksi rupiah bergerak melemah hari ini. Sebab, jarak bunga acuan BI dan bank sentral AS The Fed semakin dekat.

“BI akan bertahan di suku bunga acuan yang lama karena melihat kondisi Inflasi Indonesia yang terkendali dan Indonesia sedang dalam kondisi pemulihan ekonomi,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, resesi yang mengemuka juga bisa menekan nilai tukar rupiah. Dengan semakin banyaknya bank sentral dunia yang menaikkan suku bunga acuan, dikhawatirkan akan menekan ekonomi karena penurunan permintaan.

Hari ini, Ariston memprediksi rupiah berada dalam rentang Rp14.880 sampai Rp14.900 per dolar AS.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *