Rupiah Loyo ke Rp14.649 Akibat Tertekan Lonjakan Inflasi AS

Nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.649 per dolar AS pada Senin (13/6) pagi. Posisi ini melemah 96 poin atau 0,66 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia tunduk di hadapan dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,19 persen, won Korea Selatan melemah 1,5 persen, dolar Taiwan melemah 0,59 persen, bath Thailand melemah 0,28 persen, peso Filipina menguat 0,44 persen, yuan China melemah 0,25 persen, ringgit Malaysia melemah 0,22 persen dan rupee India melemah 0,1 persen.

Senada, mata uang utama di negara maju juga melemah terhadap dolar AS. Rinciannya, poundsterling Inggris melemah 0,34 persen, franc Swiss melemah 0,17 persen, dolar Australia melemah 0,68 persen, dan dolar Kanada melemah 0,22 persen.

Analis Pasar Ariston Tjendra memproyeksi rupiah kembali tertekan hari ini. Pasalnya, inflasi AS melonjak ke level 8,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Mei 2022.

“Inflasi AS yang masih belum menurun menjadi alasan bagi bank sentral AS untuk menjalankan kebijakan pengetatan moneter yang lebih agresif,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/6) ini.

Penguatan sentimen The Fed, kata Ariston, tercermin dari kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS yang mendekati 3,2 persen. Hal ini membuat pasar mulai menjauhi aset berisiko, seperti saham hingga rupiah.

“Potensi pelemahan (rupiah) ke arah Rp14.650 dengan support di kisaran Rp14.550,” pungkas Ariston.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kompas Money

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *