Minyak Dunia Kembali Meroket, Tembus US$100 per Barel

Harga minyak dunia kembali menguat pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (13/4). Lonjakan harga minyak dunia disebabkan oleh relaksasi lockdown yang diberikan Pemerintah China di Shanghai.

Minyak mentah berjangka Brent melonjak US$6,16 atau naik 6,3 persen menjadi US$104,64 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ikut naik US$6,31 atau 6,7 persen menjadi US$100,60 per barel.

Padahal, Senin (11/4), harga kedua kontrak minyak acuan dunia tersebut anjlok hingga 4 persen ke bawah US$100 per barel.

Shanghai sebagai pusat keuangan China dikonfirmasi sebagai daerah dengan risiko penularan covid-19 yang rendah dan tidak ada infeksi yang terjadi dalam dua minggu terakhir.

Sementara itu, Organisasi Negara negara Pengekspor Minyak (OPEC) mewanti-wanti bahwa tidak mungkin mengganti 7 juta barel per hari (bph) minyak mentah Rusia akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan.

Produksi minyak rata-rata Rusia turun lebih dari 6 persen menjadi 10,32 juta bph April dari 11,01 juta bph pada Maret lalu.

“Pasar minyak masih rentan terhadap guncangan besar jika energi Rusia dikenai sanksi, dan risiko itu tetap ada di atas meja,” tulis Analis Pasar Senior di OANDA Edward Moya, dikutip dari Reuters, Selasa (13/4).

OPEC menurunkan proyeksi produksi minyak mentah Rusia sebesar 530 ribu bph pada tahun ini. Namun, OPEC juga memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Di lain sisi, Indian Oil Corp (IOC) yang membeli minyak mentah dari Ural di Rusia telah menghapus grade dari tender minyak mentah terbarunya. Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa membeli lebih banyak minyak dari Rusia bukanlah kepentingan India.

Negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) berencana untuk melepaskan 240 juta barel selama enam bulan ke depan mulai Mei dalam upaya untuk menenangkan pasar. Jajak pendapat awal Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan meningkat sebesar 1,4 juta barel dalam sepekan terakhir.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Okezone

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *