The Fed Agresif, Rupiah Tertekan ke Rp14.366 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.366 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (12/4) pagi. Mata uang Garuda melemah 1 poin atau 0,01 persen dari Rp14.365 per dolar AS pada Senin (11/4).

Rupiah melemah bersama hampir seluruh mata uang Asia. Peso Filipina melemah 0,38 persen, won Korea Selatan minus 0,34 persen, ringgit Malaysia minus 0,13 persen, baht Thailand minus 0,11 persen, yuan China minus 0,05 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dan yen Jepang minus 0,02 persen.

Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari dolar AS. Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, cuma rubel Rusia yang menguat 0,01 persen dari dolar AS.

Sementara dolar Kanada melemah 0.18 persen, euro Eropa minus 0,12 persen, poundsterling Inggris minus 0,12 persen, dolar Australia minus 0,09 persen, dan franc Swiss minus 0,05 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan tetap berada di zona merah pada hari ini. Proyeksinya, rupiah bergerak di rentang Rp14.340 sampai Rp14.380 per dolar AS.

Ariston mengatakan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah, yaitu ekspektasi pasar yang menduga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve bakal agresif mengerek tingkat bunga acuan mereka.

Kemudian, ada juga sentimen kenaikan tingkat imbal hasil surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun ke level di atas 2,8 persen.

“Kebijakan pengetatan yang agresif untuk memerangi inflasi di AS yang sudah sangat tinggi. Tapi risiko inflasi masih meninggi karena kenaikan harga berbagai komoditas akibat invasi Rusia,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Kendati begitu, ia menilai pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu dalam pada hari ini. Sebab, aliran modal asing tengah mengalir deras ke dalam negeri, sehingga menciptakan rekor baru bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : tvOne

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *