Satgas Covid IDI Imbau Pemerintah Siapkan Mitigasi Menuju Endemi Covid

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban meminta pemerintah tanggap dalam menyiapkan mitigasi lonjakan kasus virus corona di Indonesia apabila ingin lekas menuju transisi dari pandemi ke endemi Covid-19.

Zubairi mengaku tidak ingin Indonesia akan bernasib sama seperti sejumlah negara yang ‘menggila’ akibat kenaikan kasus Covid-19. Kondisi tersebut menyebabkan fasilitas kesehatan kembali penuh hingga hal terburuk seperti kekurangan tenaga kesehatan.

“Kesiapan dan mitigasi tetap maha penting. Harus ada sistem yang mampu mengantisipasi secara cepat ketika lonjakan kasus mendadak terjadi, seperti Juli-Agustus tahun lalu dan pada awal tahun ini,” kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Kamis (7/4). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.

Zubairi kemudian membeberkan sejumlah kondisi yang harus dimiliki Indonesia apabila berniat bergegas menuju kondisi endemi Covid-19. Ia sekaligus mengingatkan, apabila Indonesia memutuskan pandemi menjadi endemi, maka bukan berarti seluruh masyarakat melupakan Covid-19 dan kembali ke kehidupan lama.

“Status endemi adalah tindakan pengendalian berkelanjutan–yang bisa jadi makan waktu lama. Pertanyaannya, apakah Indonesia layak masuk endemi dan apa yang sebaiknya dilakukan?,” kata dia.

Zubairi lantas menjelaskan parameter pertama yang harus dilihat dari situasi endemi adalah jumlah sebaran kasus Covid-19. Indonesia untuk saat ini menurutnya berpotensi berhasil lantaran jumlah kasus yang mencapai 60 ribu lebih pada Februari lalu, kini telah turun hingga 2 ribu kasus sehari.

Kedua, aktivitas penelusuran kontak erat alias tracing. Ia menyebut, tracing harus dilakukan secara tepat dan tidak bisa ditawar apabila Indonesia menghendaki kondisi endemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Ketiga, vaksinasi primer pada lansia dan booster pada masyarakat harus selalu ditingkatkan.

“Vaksinasi pada usia di atas 60 belum mencapai 70 persen. Ini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan berbarengan dengan pelaksanaan booster. Kalau booster meningkat, tentu akan mempercepat endemi,” ujarnya.

Zubairi kemudian juga membeberkan soal perilaku baik pemerintah maupun masyarakat sebagai syarat menuju endemi. Ia meminta seluruh elemen masyarakat, pemerintah, media dan tenaga kesehatan saling kait mengait dalam memberikan edukasi dan harus memahami bahwa Evidence Based Medicine (EBM) itu krusial.

Ia juga menambahkan bahwa saat terjadi endemi, jumlah penambahan kasus harian Covid-19 bisa melonjak kembali, apabila terjadi banyak pelanggaran yang dilakukan baik pemerintah maupun warga.

“Lonjakan masih bisa terjadi. Sebab itu, status endemi bukan berarti tidak memikirkan Covid-19. Justru sebaliknya, selalu memikirkan Covid-19-dengan protokol kesehatan, pemantauan, dan intervensi yang efektif serta berdasarkan EBM, bukan sekadar opini dan testimoni,” ujar Zubairi.

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *