Erdogan Bertemu Presiden Israel: Bersejarah, Titik Balik Relasi

Presiden Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, pada Rabu (9/3) waktu setempat. Erdogan menganggap pertemuan bersejarah ini menjadi titik balik relasi Turki dan Israel.

“Saya yakin kunjungan bersejarah ini akan menjadi titik balik baru bagi relasi Turki-Israel. Tujuan bersama kami adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik,” ujar Erdogan setelah bertemu Herzog.

Menyambut pernyataan Erdogan, Herzog mengatakan meski Turki dan Israel memiliki sejumlah perbedaan pandangan, tapi mereka seharusnya bisa menjalin hubungan berdasarkan sikap saling menghormati.

“Saya dan Anda, dan rakyat saya dan rakyat Anda, kita semua adalah anak-anak Abraham, bapak para pengikut Tuhan,” ucap Herzog.

Dengan pertemuan ini, Israel dan Turki berupaya merekatkan kembali hubungan kedua negara yang sempat renggang pada 2018.

Saat itu, Turki mengusir duta besar Israel di negaranya sebagai tanda protes karena pasukan negara Zionis itu menewaskan 60 warga Palestina dalam demonstrasi di Jalur Gaza.

Sejumlah kelompok warga Turki pun turun ke jalan untuk menyuarakan protes mereka ketika Erdogan bertemu dengan Herzog di Ankara.

Meski demikian, Erdogan menganggap pertemuan ini penting untuk memperbaiki hubungan Turki dan Israel. Ia berharap pertemuan ini dapat membuka kembali jalur kerja sama yang sempat tersumbat.

“Saya rasa ini merupakan kesempatan untuk menghidupkan kembali kerja sama dalam ranah energi yang sudah dimulai sebelumnya,” katanya.

Sebagaimana dilansir Reuters, Erdogan merujuk pada kerja sama sebelumnya yang memungkinkan Turki menjalankan operasi pengeboran dan kapal seismik di Mediterania dan Laut Hitam.

Belakangan, Erdogan juga sempat menyinggung kemungkinan kedua negara bekerja sama untuk mengirimkan gas alam Israel ke Eropa, gagasan yang pertama kali dicetuskan 20 tahun silam.

Penyaluran gas alam dari jalur Mediterania dianggap dapat mengurangi ketergantungan Eropa terhadap komoditas dari Rusia.

Isu ini kembali panas dibahas setelah Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari lalu. Komunitas internasional tengah mencari cara untuk memukul Rusia.

Herzog pun mengatakan, Turki dan Israel harus bisa menjalin kembali kerja sama demi masa depan bersama.

“Kita harus menangani perbedaan pandangan kita dengan saling menghormati dan iktikad baik, melalui mekanisme dan institusi yang layak, yang dapat kita kembangkan bersama, dan dengan tatapan menuju masa depan bersama,” ucap Herzog.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *