Rupiah Perkasa ke Rp14.340 Berkat Kebijakan BI

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.340 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (21/1) pagi. Mata uang Garuda menguat 23 poin atau 0,16 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.364 per dolar AS.

Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah pagi ini.

Tercatat, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dolar Singapura naik 0,04 persen, won Korea Selatan minus 0,08 persen, peso Filipina yang minus 0,15 persen, rupee India minus 0,10 persen, yuan China minus 0,05 persen, ringgit Malaysia minus 0,11 persen, dan baht Thailand minus 0,22 persen.

Hanya yen Jepang naik 0,25 persen dan dolar Singapura naik 0,04 persen yang mampu perkasa pada pagi ini.

Di sisi lain, mata uang di negara maju beragam pada pagi ini. Terpantau, franc Swiss naik 0,05 persen dan euro Eropa naik 0,01 persen. Sementara lainnya melemah seperti dolar Kanada minus 0,18 persen, dolar Australia minus 0,44 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,07 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah disebabkan kebijakan moneter bank sentral Bank Indonesia (BI) yang menaikkan Giro Wajib Minimum (GMW).

“Petunjuk BI yang akan melakukan kebijakan moneter yang lebih ketat tahun ini dengan menaikan GWM secara bertahap untuk menarik likuiditas rupiah berlebih di pasar mungkin bisa menahan pelemahan rupiah,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/1).

Namun demikian, ia memproyeksikan rupiah juga dapat berbalik arah lantaran pasar saham Amerika Serikat diperkirakan akan bergerak negatif karena antisipasi pasar menghadapi perubahan kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve atau The Fed.

Ia pun memperkirakan potensi pelemahan rupiah berada di posisi Rp14.360, sementara penguatan berada di posisi Rp14.320 per dolar AS.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *