Jelang Rilis Data Inflasi AS, Dolar Pamer Kekuatan di Perdagangan Asia

Dolar menguat saat memulai perdagangan sesi Asia minggu ini pada Senin pagi. Dolar mendapat dukungan karena para pedagang bertaruh data inflasi AS dan penampilan dari beberapa pejabat Federal Reserve akan mendukung kasus untuk suku bunga yang lebih tinggi.

Mengutip Antara, Senin, 10 Januari 2022, setelah merosot pada Jumat, 7 Januari, greenback berdiri di sekitar MA (rata-rata pergerakan) 200-hari terhadap euro di USD1,1357 di awal perdagangan Asia pada Senin. Dolar juga sedikit menguat terhadap yen menjadi 115,65, cukup dekat dengan tertinggi lima tahun minggu lalu di 116,35 yen per dolar.

Perdagangan di sesi Asia menipis dengan libur di pasar Jepang. Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan gubernur Lael Brainard akan bersaksi di depan komite Senat minggu ini mengenai pencalonan mereka sebagai ketua dan wakil ketua di The Fed.

Angka inflasi AS akan dirilis pada Rabu, 12 Januari, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) utama diperkirakan naik ke 7,0 persen secara tahun-ke-tahun. “Indeks dolar kemungkinan akan menutup beberapa kerugian Jumat, 7 Januari, minggu ini karena kemungkinan komentar hawkish Powell dan meningkatnya inflasi AS,” kata Ahli Strategi Valas Scotiabank Qi Gao.

Namun akhirnya, dia menambahkan, greenback mungkin akan kehabisan tenaga, dan indeks menuju ke 94 setelah pasar uang sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga Fed pada Maret. Indeks dolar terakhir duduk di 95,800.

Pembicaraan AS-Rusia mengenai meningkatnya ketegangan di Ukraina juga membuat para pedagang gelisah karena kedua belah pihak tampak berjauhan dan kegagalan berisiko menimbulkan konfrontasi bersenjata di depan pintu Eropa.

Dolar Australia sedikit melemah di 0,7179 dolar AS di awal sesi Asia dan telah bertahan di bawah resistensi sekitar 0,7190 dolar AS. Sementara itu, dolar Selandia Baru stabil di 0,6750 dolar AS. Dolar bertemu dengan beberapa aksi jual akhir pekan lalu setelah angka penciptaan lapangan kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan menekan pedagang keluar dari posisi beli dolar.

Tetapi para analis mengatakan angka pengangguran yang lebih baik dari perkiraan masih menjadi alasan yang baik untuk kenaikan suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Dana Fed berjangka telah memperkirakan peluang hampir 90 persen kenaikan suku bunga pada Maret dan peluang lebih dari 90 persen kenaikan lainnya pada Juni serta imbal hasil AS telah melonjak lebih tinggi.

Sterling juga sedikit lebih lemah terhadap dolar, tetapi telah reli didukung spekulasi bahwa bank sentral Inggris (BoE) kemungkinan akan menaikkan suku bunganya bersama-sama dengan The Fed.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *