Covid Melonjak, Jepang Minta AS Atur Pembatasan di Pangkalan Militer

Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, mendesak Amerika Serikat mempertimbangkan pembatasan kegiatan pasukan Washington di Tokyo setelah kasus Covid-19 melonjak di pangkalan dan komunitas sekitar.

Menurut penjelasan Kementerian Luar Negeri Jepang, Hayashi menyampaikan permintaan tersebut kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, melalui telepon.

“(Kami) sangat meminta penguatan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran infeksi (Covid-19)”, demikian pernyataan Kemlu Jepang seperti dikutip AFP, Kamis (6/1).

“Mempertimbangkan pembatasan mobilitas (pasukan AS) untuk meredakan kekhawatiran penduduk setempat, mengingat situasi infeksi virus corona di kalangan pasukan AS di Jepang,” ia menambahkan.

Permintaan Hayashi muncul saat kasus Covid-19 melonjak di Okinawa. Wilayah ini menampung sebagian besar pasukan AS di Jepang. Kini, virus corona juga sudah menyebar di kalangan masyarakat sekitar pangkalan tersebut.

Merespons hal tersebut, pasukan AS di Jepang mengatakan pihaknya telah memperketat langkah-langkah anti-Covid-19 di pangkalan secara nasional.

Aturan itu di antaranya pemakaian masker di dalam dan di luar pangkalan, serta wajib tes negatif Covid-19 bagi yang akan melakukan perjalanan ke luar.

“Sekarang membutuhkan tak kurang dari tiga tes Covid-19 negatif saat bepergian ke Jepang (termasuk saat kedatangan),” demikian pernyataan Pasukan AS di Jepang.

“Kami menyadari bahwa kami semua memiliki peran untuk menjaga keamanan komunitas kami,” sambung mereka.

Sementara itu, Gubernur Okinawa, Denny Tamaki, akan meminta pemerintah pusah untuk menerapkan pembatasan baru, usai melaporkan kasus harian Covid-19 sebanyak 623 pada Rabu (5/1). Angka ini, hampir tiga kali lipat dari infeksi harian sebelumnya.

Antara 15 Desember-5 Januari, pejabat Okinawa mengatakan ada 998 kasus Covid-19 di pangkalan militer Amerika Serikat. Jumlah ini, mencakup personel militer dan keluarga, serta kontraktor, tetapi bukan penduduk lokal yang bekerja untuk militer AS.

Infeksi yang menjangkit personel militer AS tidak termasuk dalam laporan kasus harian Okinawa, meskipun ada staf Jepang lokal dalam kasus yang dilaporkan.

Sebelumnya, Gubernur Okinawa itu mengkritik militer AS karena gagal mematuhi langkah-langkah ketat Jepang terkait kedatangan di luar negeri.

Padahal Desember lalu, Hayashi menyatakan penyesalan kepada komandan pasukan AS di Jepang menyoal kenaikan kasus Covid-19.

Hayashi kemudian mengatakan, militer AS tidak mengikuti kebijakan Jepang untuk mengetes para pelancong yang masuk saat tiba di negara itu, dan mengharuskan mereka dikarantina selama dua minggu.

Sejak saat itu, tentara AS yang tiba di Jepang dites dalam waktu 24 jam setelah kedatangan.

Di bagian lain Jepang, pangkalan AS juga melaporkan lonjakan infeksi dalam beberapa pekan terakhir. Secara keseluruhan, kasus Covid-19 di Jepang mencapai 1,74 juta kasus dengan angka kematian 18.394 jiwa.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *