Dolar AS Berjaya Jelang Pertemuan Fed dan Bank Sentral Eropa

Nilai tukar dolar AS menguat lagi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Pasar didorong dengan pilihan berbeda oleh bank-bank sentral utama antara memerangi inflasi dengan menaikkan suku bunga yang bisa memberikan hambatan ekonomi dari pandemi.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,2 persen pada 96,5520 dalam perdagangan sore di New York. Demikian dikutip dari Antara, Rabu, 15 Desember 2021.

Rebound terjadi sebagian besar dengan mengorbankan euro, karena pasar mencerna laporan lain tentang inflasi AS yang secara tak terduga lebih tinggi. Sehingga dapat mendorong suku bunga Amerika jauh lebih tinggi dan lebih cepat daripada di Eropa.

Daya tarik safe haven dolar juga meningkat karena indeks saham jatuh di Amerika Serikat dan Eropa. Harga minyak mentah juga turun karena prediksi varian Omicron yang menyebar dengan cepat akan mengurangi permintaan global.

Sementara itu, mata uang euro turun lebih dari 0,2 persen pada level USD1,1256, mendekati level terendah satu minggu.

The Fed akan memperbarui kebijakannya pada Rabu waktu setempat dan ECB pada Kamis, 16 Desember 2021. The Fed diperkirakan akan mengindikasikan akan mempercepat pengurangan pembelian obligasi. Itu akan membuka pintu lebih cepat untuk kenaikan suku bunga acuan.

Penguatan dolar pada Selasa, 14 Desember 2021, kemungkinan mendapat dorongan tambahan dari penutupan posisi jual dolar setelah laporan inflasi dan menjelang dua pertemuan bank sentral.

Tanda terbaru dari inflasi AS yang lebih tinggi datang dengan data menunjukkan harga-harga produsen meningkat lebih tinggi dari yang diperkirakan karena kendala pasokan. Data menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam setidaknya 11 tahun. Pasar telah memperkirakan Fed akan menghentikan pembelian obligasi sekitar Maret dan melanjutkan dengan kenaikan suku bunga.

Poundsterling Inggris naik 0,1 persen menjadi USD1,3224 setelah data menunjukkan para pengusaha mempekerjakan rekor jumlah staf pada November. Yen Jepang melemah, dengan dolar diperdagangkan pada 113,73 yen.

Mata uang terkait komoditas, termasuk dolar Australia dan Kanada, melemah terhadap greenback karena harga minyak mentah Brent turun menuju USD 73 per barel. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan varian Omicron akan menghambat pemulihan permintaan global.

Ketegangan antara dolar dan euro mencerminkan pilihan Fed dan ECB yang berbeda secara dramatis dari awal pandemi ketika bank-bank sentral cenderung membuat langkah serupa.

Pertemuan The Fed dan ECB menjadi berita utama serangkaian keputusan kebijakan minggu ini yang juga akan datang dari Bank Sentral Inggris (BOE), Bank Sentral Swiss (SNB), Bank Sentral Jepang (BOJ), dan lainnya.

Sementara pasar memperkirakan tidak ada langkah-langkah kenaikan suku bunga dalam waktu dekat dari ECB, BOJ atau SNB. Ancaman Omicron juga bisa memaksa BOE untuk menunda kenaikan suku bunga.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Detikcom

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *